Find Us On Social Media :

Misteri Kaca Raksasa Galilea dan Aluminium Kaca

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 20 Februari 2015 | 17:00 WIB

Misteri Kaca Raksasa Galilea dan Aluminium Kaca

Intisari-Online.com – Masa lalu sering bagaikan kotak Pandora yang, ketika dibuka tutupnya, selalu mengeluarkan hal-hal yang mengejutkan. Sepotong lempeng kaca berukuran besar ditemukan di sebuah gua di Galilea, Israel, yang kemudian menjadi teka-teki peradaban bagi manusia modern. Inilah kisah misteri kaca raksasa Galilea dan aluminium kaca.

Dari ukurannya, lempeng kaca yang berumur 1.000 tahun itu merupakan lempeng kaca terbesar ketiga yang pernah dibuat manusia. Dua lempeng lainnya dibuat pada tahun 1934. Lantas, mengapa benda itu bisa berada di dalam gua? Siapa yang membuat dan bagaimana karya luar biasa itu bisa dibuat? Misteri purbakala lainnya yang juga meninggalkan teka-teki yaitu aluminium Cina. Benda ini tidak sengaja ditemukan oleh para buruh di sebuah kuburan. Misteri ini menjadi teka-teki bagi para ahli purbakala dan ilmuwan untuk sekian lama, dan membuat para ahli sejarah terus-menerus menelaah kembali fakta-fakta  sejarahnya.

Lempeng Kaca yang Menakjubkan

Dengan temuan benda-benda purbakala yang baru, misteri tentang masa lalu makin lama semakin rumit. Manusia abad XX dibuat tercengang saat mengetahui peradaban manusia di masa lampau sudah sedemikian tinggi dengan berbagai peninggalan artefak atau bangunan luar biasa yang menyisakan teka-teki hingga saat ini. Salah satu teka-teki itu ialah lempeng kaca raksasa dari Galilea, Israel.

Pemerintah setempat memutuskan menjadikan sebuah gua di Beth shea'rim sebagai museum. Gua itu mengundang banyak perhatian dan memunculkan berbagai dugaan karena terletak di sebuah kota kuno, tempat kaum Yahudi secara kejam dikubur di katakombe (gua bawah tanah).

Pekerjaan pun segera dimulai. Pada saat penggalian, gua itu digunakan sebagai penampung air dan tertimbun lumpur. Karena itu sebuah buldoser harus dikerahkan untuk membersihkannya. Ketika baru saja mulai membersihkan, mesin buldoser mendadak mati karena terantuk sebuah lempengan besar. Pihak pengelola museum menghendaki lempengan itu untuk dilestarikan dan dipamerkan di museum.

Gua yang diubah menjadi museum itu kemudian dibuka untuk umum. Anehnya, sekian tahun lamanya lempengan itu digunakan sebagai penopang tempat model bangunan dipamerkan. Para pengunjung yang datang dan melewati lempengan itu hanya memperhatikan model bangunan tersebut, sehingga mereka tidak menyadari dan memperhatikan keberadaan lempengan itu selama bertahun-tahun.

Baru pada tahun 1960 beberapa arkeolog menyadari kalau lempengan itu ternyata sebuah benda istimewa. Begitu diteliti, mereka pun terkagum-kagum sebab benda itu bukan terbuat dari batu, melainkan dari kaca yang berwarna hijau keunguan. Temuan ini serta merta menarik perhatian para ahli di seluruh dunia. Tahun 1964, datanglah sebuah tim ahli dari Amerika yang dipimpin oleh Dr. Robert Brill, kepala penelitian ilmiah di Corning Museum of Glass, New York. Setelah meneliti lempengan itu, mereka juga terkejut karena benda itu memang terbuat dari kaca. Besarnya pun sangat menakjubkan. Panjangnya 3,40 m, lebarnya 1,94 m, dan tebalnya 50 cm. Sedangkan beratnya 8,8 ton.

Dari ukurannya, benda itu merupakan lempeng kaca terbesar ketiga di dunia. Dua lainnya dihasilkan pada tahun 1934 di Amerika Serikat. Tapi lempeng kaca dari gua itu, menurut para arkeolog, usianya lebih dari 1.000 tahun. Para ahli ingin mengetahui asal-usul benda ini. Mereka juga penasaran, bagaimana manusia purba mampu membuat kaca yang sangat besar dan indah itu. Mengapa benda itu ada di dalam gua? Dan siapa yang membuatnya?

Pertanyaan pertama mudah dijawab. Dr. Brill bersama dengan timnya lalu menggali bagian bawah lempeng itu. Di situ ditemukan banyak bebatuan berukuran besar, yang diduga sebelumnya ditutupi tanah liat saat kaca itu sedang dicampur dan dipanaskan. Dugaannya diperkuat para ahli purbakala yang menyatakan, sebuah lapisan batu berukuran besar pernah ditemukan di tempat itu beberapa waktu sebelumnya.

Sejarah gua itu pun lantas dianalisis lebih jauh. Lewat metode penentuan umur historis, lempeng kaca itu diperkirakan dibuat antara abad ke-4 dan awal abad ke-7 SM. Lempeng kaca itu dibuat dan didesain sebagai benda hias atau mungkin digunakan untuk memperindah bentuk-bentuk arsitektural.

Bagaimanapun semua itu hanyalah dugaan dan Dr. Brill sendiri belum merasa puas dengan hipotesisnya. Karena itu, maksud pembuatan lempeng kaca raksasa dari Galilea itu masih tetap merupakan teka-teki hingga saat ini. Kita menerimanya sebagai sebuah karya agung teknologi kuno, sambil terus meraba-raba tentang informasi penting lainnya. Misi para pengrajin kaca dari Galilea itu tetap terkubur dalam keheningan masa lalu. (24 Misteri Aneh di Dunia)