Find Us On Social Media :

Misteri Histeria Massa Apakah Sekadar Meniru?

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 4 Maret 2015 | 18:45 WIB

Misteri Histeria Massa Apakah Sekadar Meniru?

Intisari-Online.com – Salah satu bentuk umum histeria massa yang diakibatkan oleh pengaruh pikiran sebenarnya adalah proses meniru. Korban pertama menentukan pola gejala yang akan ditiru. Orang menyebutnya kasus rujukan. Apakah histeria massa ini sekadar meniru?

--

Bukti pendukungnya adalah dua penelitian menarik yang dilakukan oleh Anne Maguire dan tercatat di Lancet tahun 1978. La memeriksa epidemi penyakit infeksi kulit di lingkungan pekerjaan. Ternyata ditemukan adanya kasus rujukan yang memang berupa kasus infeksi kulit, dengan penyebab yang sama sekali tidak berhubungan dengan pekerjaan. Sedangkan pada sejumlah pekerja lain yang menderita gejala serupa, tidak ditemukan aspek yang menjadi penyebab itu. Herannya, gejala itu seketika lenyap saat dinyatakan tempat kerja atau bahan produksi yang mereka tangani tidak berpengaruh terhadap masalah kulit mereka.

Demikian pula dengan kasus yang terjadi tahun 1944 di kota kecil Muldoon, AS. Mula-mula seorang wanita melapor ke polisi bahwa seorang laki-laki yang tak dikenal menyemprot kakinya dengan gas. Tiba-tiba, seketika ia lumpuh. Kejadian itu diberitakan di koran lokal, maka mulailah hujan laporan. Sayangnya, polisi tidak bisa menangkap pelaku, yang tampaknya berhasil mengerjai beberapa wanita di beberapa wilayah kota.

Ketika kemudian muncul pendapat bahwa hal itu hanya histeria massa, banjir laporan pun mereda dan selama periode setelah itu laporan tentang berbagai hal "luar biasa"berkurang pula.

Namun, untuk gejala tertentu perilaku meniru sering tidak mungkin dilakukan. Selain itu, antara satu korban dengan korban yang lain dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh sehingga tidak bisa saling melihat. Salah satu contoh kejadian di Wales tahun 1956. Ribuan siswa pada saat bersamaan serentak  pingsan, padahal mereka ada di beberapa bagian sekolah yang berbeda.

Indera yang tak dipakai

Lalu kekuatan apa yang menyebarkan gejalanya? Dalam histeria massa yang dianggap menular adalah emosi. Namun, belum ditemukan dengan tepat mekanismenya; diduga berkaitan dengan evolusi pada manusia. Sebagai pembanding marilah kita tengok cara hidup makhluk lain. Banyak spesies tampaknya  punya metode komunikasi. Pada tingkat dasar, komunikasi itu terjadi antarsel."

Seorang ilmuwan Afrika Selatan, Eugene Marais, menjelaskan tentang penelitiannya terhadap koloni semut dalam buku The Soul of the White Ant (1937). Meski tiap semut mengemban tugas yang berbeda  mulai memberi makan ratu, mencari makan, membangun dan memperbaiki sarang, menjaga dari pengganggu – tidak ada komandan. Mereka melakukannya berdasarkan –tuntunan ndluri. .

Demikian juga perilaku kawanan burug jalak. Meski bersarang, di London, mereka menghabiskan banyak waktu di pedalaman yang berlimpah dengan makanan. Ribuan jalak melakukan perjalanan bolak-balik tiap pagi-sore. Mereka tidak memiliki pemimpin. Kembali, insting yang menuhtun mereka.

Maka, lahir pertanyaan, mungkinkah histeria massa serupa insting kolektif peninggalan nenek moyang yang tetap ada meski akibat evolusi tidak lagi dipergunakan?  

Komunikasi dengan hormon