Find Us On Social Media :

Biola Stradivarius Disaingi Nagyvarius

By K. Tatik Wardayati, Senin, 9 Maret 2015 | 15:00 WIB

Biola Stradivarius Disaingi Nagyvarius

Intisari-Online.com – Biola Stradivarius buatan Antonio Stradivari dan Cremona di Italia (1644 - 1737) sungguh salah satu biola yang bunyinya tiada tandingan di jagat ini sampai sekarang. Namun di Amerika Serikat, berkat kemajuan ilmu pengetahuan, bunyi biola itu diteliti dan ditiru sesempurna mungkin, melalui segala macam metode - termasuk rendaman dengan air seni. Dan akhirnya, biola Stradivarius pun disaingi Nagyvarius.

--

Di salah satu gedung biokimia di Texas A&M University, dekat satu pelataran luas yang ada kawanan sapi sedang merumput, ada satu ruangan bercat putih yang dijadikan pusat penelitian. Ruangan itu bukan untuk meneliti produksi daging sapi, tapi pusat penelitian biola!

"Kini saya dapat membuktikan, biola Strad itu dibuat dengan kayu yang salah, juga cairan pernis yang tak tepat," kata Joseph Nagyvary (56),  pimpinan penelitian biola yang sebetulnya pakar obat-obatan.

"Hasil penelitian dan biola buatan kami, kini dapat saya bilang sebagai hasil peniruan biola Stradivarius terbaik, sejak tahun 1800."

Nagyvary sendiri mengaku amat penasaran. "Biola Strad dan lainnya itu sungguh suatu teka-teki besar bagi kebudayaan manusia. Kita yang hidup di zaman berteknologi tinggi, sampai kini belum mampu membuat biola sebagus karya mereka dari beberapa abad lalu. Padahal biola itu begitu sederhana, bahkan boleh dikatakan dibuat oleh seniman tanpa pendidikan khusus. Hal ini merangsang saya untuk meneliti, lalu meniru cara membuat biola bersuara indah," katanya.

Sejak dua abad ini, pakar biola dunia berupaya menerka "rahasia" bahan mentah, metode dan teknik pembuatan biola asal Cremona yang didirikan Andrea Amati di tengah paruh abad ke-15. Dari "sekolah" Amati inilah, nanti lahir seniman pembuat biola besar - seperti Stradivarius dan juga Giuseppe "del Gesu" Guarneri.

Ember air seni

Biola Stradivarius atau Strad, sudah lama tersohor di panggung alat musik dawai dunia, sebagai biola terbaik bunyinya. Baku gesek dawai di tangkai dengan dawai di badan biola itu, menghasilkan bunyi alunan empuk, lengking rintihan nyaring, atau dengungan gaung indah yang aneh. Hasil bunyi macam itu hanya dapat keluar dari badan kayu biola kecil Strad buatan Antonio Stradivari, Sejak 200-an tahun lalu, keunikan bunyi dan suara biola Strad menjadi gunjingan pakar musik. Ada yang berpendapat, keindahan bunyi ini akibat kecocokan pemakaian jenis kayu, ketepatan cairan pernis tipis yang membalut badan biola, atau kehebatan melapis kayu pengisi. Bahkan dikatakan juga, ketebalan serpih kayu badan biola itu pas dan penyebab kenyamanan resonansi yang dikeluarkan.

Kayu dan pernis, menjadi incaran/pakar peneliti suara biola. Dari kumpulan beberapa pendapat ahli masa kini, biola Italia buatan abad ke-18 dianggap berbahan kayu yang memiliki banyak  pori-pori.  Juga telah  dideteksi, bahan kayu biola antik itu mengandung larutan sodium amat tinggi. Di sini Nagyvary memunculkan "teori" barunya: pakar biola Cremona memang memakai bahan kayu yang sudah diapungkan pada aliran sungai dari dataran tinggi Alpen, sampai akhirnya berlabuh di lagung kecil di Venesia yang berair garam laut.  Jadi kayu bahan biola itu sudah demikian lamanya terendam di berbagai jenis air, sampai kayu itu menjadi lebih ringan dan banyak berpori-pori, hingga mampu menembuskan resonansi suara indah.

Untuk meringankan dan membuat pori-pori kayu, dalam eksperimennya Nagyvary menggunakan berbagai cara modern dan "kuno". Misalnya untuk mengeraskan kayu tipis, Nagyvary membuat campuran air rebusan kulit udang dengan larutan kalium hidroksida, untuk merendam kayu ini. Selain itu pun, ada cara unik! Nagyvary khusus menyediakan ember besar, lalu meminta segenap karyawan Texas A&M University supaya rela membuang air kecil ke wadah tampungan itu. "Kami pun rela dan cukup geli, karena air seni itu akan digunakan Nagyvary untuk merendam kayu bahan biolanya," kata satu karyawan di sana (Barbara Jepson, 1990).