Find Us On Social Media :

Misteri Biola Nagyvarius Si Pesaing Stradivarius

By K. Tatik Wardayati, Senin, 9 Maret 2015 | 16:00 WIB

Misteri Biola Nagyvarius Si Pesaing Stradivarius

Intisari-Online.com – Inilah biola Nagyvarius si pesaing Stradivarius. Supaya Iebih mantap, Nagyvary juga mengorek beberapa serpihan kecil kerak pernis dari biola Strad dan selo Guarneri. Dari analisis laboratorium diketahui, jenis bahan ini yang dianggap pernis alat musik kuno itu membuat permukaan kayu mengandung banyak zat mineral, antara lain kuarsa, kapur dan gips.

--

Kandungan bahan ini yang dianggap membuat permukaan kayu instrumen itu berkilap, gemerlap dengan serat indah macam batu cincin. Ahli kimia AS kelahiran Hongaria ini juga berpendapat bahan campuran pernis ini memang pesanan khusus, buatan ahli pernis. “Umumnya, biola Strad itu luar biasa dan hampir sempurna, cuma teknik pembuatannya belum mencapai puncak suatu ciptaan,” kata Nagyvary.

Sebagai ahli kimia organik, Nagyvary yang dulu terkenal  dengan riset terhadap racun curare dari Amerika Selatan, memang mengadakan penelitian lewat pendekatan bahan dan konstruksi biola, demi penciptaan biola hebat. Selain  bentuk yang dianggapnya berperan dalam akustik, peneliti ini juga tetap ngotot dengan penciptaan banyak pori-pori kayu - sesuai dengan analisisnya terhadap biola dan selo buatan Italia di abad ke-18. Nagyvary kemudian ikut memanfaatkan rendaman air bergaram dari Teluk Alaska, atau dia merebus kayu kering itu sampai terendam kuyup dalam larutan kimia. Juga kayu alat musik direndam dengan larutan kimia, kemudian dipres dalam kamar bertekanan tinggi. Cara-cara itu dianggap akan menghilangkan getah hemiselulosa, hingga larutan kimia akan mengalir dan terendap di antara sel-sel kayu. Soal pernis yang membalut kayu, rupanya dianggap tak terlalu berperan penting.

Dari hasil riset ini, Nagyvary dan rekannya mulai mengembangkan "industri" biola di salah satu ruangan dalam kompleks biokimia. Selama satu dekade ini saja, Nagyvary sudah menelurkan sekitar 30 alat musik dawai dari kayu cemara dan maple pilihan, setelah diolah khusus demi keindahan bunyinya. Biola yang masih putih mentah ini, kemudian diperlakukan khusus demi gaung akustiknya. Terciptalah biola "Nagyvarius" yang bagi kuping pakar biola, bunyinya dikatakan belurn "sesuci" suara Strad dan Guarnerius asli. Tapi biola hasil riset ini sudah laris dengan harga jual antara 6.000 - 15.000 dollar AS (sekitar Rp 11,5 juta sampai Rp 28,8 juta). Harga biola baru itu, boleh dikata sudah melebihi harga pasaran biola antik buatan akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Stephen Clapp, profesor biola dari Konservatori Musik Kolese Oberlin, terpincut sekali pada imbangan kualitas bunyi biola buatan Texas ini. "Saya anggap biola baru itu bunyinya lebih baik daripada biola buatan Vuillaume di abad ke-19, Prancis, yang harganya kini sudah 50.000 dolar AS." Sedangkan Fritz Magg yang mengepalai jurusan musik pada Universitas Indiana, kebetulan sudah 32 tahun memiliki biola Strad buatan tahun 1698, baru-baru ini memakai selo bikinan Nagyvary dalam suatu konser profesional. Bahkan Zina Schiff, pemain biola muda yang tampil bersama Israel Philharmonic dalam studio rekaman tahun 1988, menyatakan puas memakai biola Nagyvary. "Rekan dalam orkestra itu penasaran juga, mereka ingin tahu lebih jauh dari biola yang saya gesek. Katanya, mereka amat terkesan dengan kekuatan dan keindahan bunyi biola Nagyvary," tutur Zina.

Namun, kritik dan kecaman bukannya tak ada. Misalnya, Norman Pickering – pakar akustik yang sudah meriset pola vibrasi alat musik dawai selama 40 tahun di laboratorium audio Southampton New York - dengan sengak berkomentar: "Nagyvary itu banyak ngoceh macam tukang obat. Tahun 1982 saya sudah mencoba dua produk instrumen bikinannya. Sungguh mati, itulah alat musik paling aneh dan miskin sekali bunyinya. Saya kemudian memberi Nagyvary sepotong kayu cemara (spruce) untuk dibikin biola sesuai dengan metode dan tekniknya. Setelah selesai, hasilnya ya sama saja seperti biola yang tanpa olahan laboratorium mewah." Namun, Nagyvary yang dikejar pers untuk memberikan polemiknya cuma bilang, kayu pemberian Pickering itu sudah terlalu kering dan tak mungkin diresapi larutan kimia.

Ada saingan

Salah satu pembuat alat musik dawai atau luthier yang bernama harum, Luiz Bellini, terkenal akan ciptaan biola reproduksi antiknya. Salah satu buatan Bellini menjadi biola andalan maestro Yehudi Menuhin, Ruggiero Ricci dan Glenn Dicterow sang konduktor New York Philharmonic. Setelah cukup lama magang pada pembuat biola di negara asalnya, Brasil, Bellini kemudian ke New York dan menambang pengetahuan restorasi biola antik lebih dalam pada Fernando Sacconir. Kini Bellini setiap tahun, paling tidak menjual 6 - 8 biola di tokonya. Bellini bahkan mampu menjual reproduksi biola yang seantik aslinya, seperti biola Strad model Baron Knoop atau biola Guarnerius model Lord Wilton. Untuk kedua biola kopian ini, Bellini cuma memasang harga 15.000 dolar AS per buah.

Namun, ada saingan Nagyvary yang juga membuat biola handed lewat laboratorium dan sebarisan staf riset, yakni Carleen Hutchins yang pakar akustik dan telah 20 tahun mempelajari vibrasi dari Catgut Acoustical Society. Lembaga riset akustik yang dibiayai Harvard sejak tahun 1963 ini, tak  percuma memiliki Hutchins yang meneliti biola dengan pendekatan paduan modern dan tradisional. Wanita itu menggunakan ketajaman telinga untuk mendengar gaung vibrasi dari ketukan jarinya di kayu biola, lalu akan mengorek kayu itu sampai keluar bunyi sesuai keinginannya. Namun, Hutchins juga dibantu piranti elektronika untuk mengukur getaran bunyi alat musik dawai dari ukuran sekecil biola, sampai sebesar kontra bas.

Dari semua pakar restorasi dan luthier terkenal, hanya Rene Morel yang ahlinya membenahi biola Strad asli, menganggap usaha Nagyvary itu sebenarnya baik. "Beberapa yang diucapkan dan dilakukan ahli  kimia itu ada benarnya. Hanya saja, dia lebih bersikap sebagai sarjana daripada pembuat biola istimewa," katanya.

Navigary tak memberikan banyak komentar soal saingan usahanya, bahkan juga komentar Morel. Ahli biola moderen ini hanya berkata singkat, "Memang banyak ahli pembuat dan peneliti biola lainnya, bahkan banyak dari mereka sesungguhnya seniman yang mampu meniru begitu sempurna pembuatan biola Strad atau Guarnerius. Itu memang seninya, namun hasilnya tak ada hubungan dengan keindahan bunyi biola itu sendiri," katanya.