Pejuang di Belakang Layar (1)

K. Tatik Wardayati

Penulis

Pejuang di Belakang Layar (1)

Intisari-Online.com – Pelatih hebat sangat berpengaruh terhadap kejayaan seorang olahragawan. Ternyata filosofi itu juga bisa diterapkan di bidang lain. Maka pada zaman modern ini, orang-orang mulai terbuka pikirannya untuk menyewa jasa coach guna mengerek karier dan performa bisnisnya. Pelatih itulah yang disebut sebagai penjuang di belakang layar.

--

Mungkin Anda pernah mengenal Usain Bolt? Ya, dia pelari asal Jamaika pemegang rekor dunia lari 100 m dan 200 m, peraih tiga medali emas Olimpiade 2012. Mayoritas orang hanya tahu kebesarannya tanpa pernah menyadari bahwa ada seseorang yang tak kalah hebat di belakangnya. Dia adalah Glenn Mills, sang pelatih.

“Pelatihku mengatakan, ‘berhentilah merisaukan start karena bagian terbaik dari pertandinganmu adalah di saat akhir’,” kata Bolt menirukan perkataan Mills. Bagi Bolt, petuah sang pelatih sangat berarti. Dia selalu mengucapkan kalimat itu pada saat berlari di lintasan hingga akhirnya memenangi pertandingan.

Peran pelatih atau coach dalam mengerek prestasi atlet di lapangan memang sangat besar. Sebenarnya, sosok coach tidak hanya berperan di dunia olahraga. Di berbagai bidang kehidupan keberadaan coach sangat dibutuhkan.

Sebagian masyarakatnya sudah menyadarinya. Tak heran kalau sekarang ini marak profesi-profesi yang terkenal dengan sebutan life coach, career coach, business coach, relationship coach, executive coach, dsb. Perannya serupa pelatih di dunia olahraga yakni membimbing kliennya untuk mengembangkan potensi diri sesuai area yang diinginkan.

Di Indonesia, profesi coach juga marak. Perusahaan penyedia jasa coaching di bidang karier dan bisnis yang menjadi pioner adalah ActionCOACH Business Coaching. Perusahaan yang dibangun oleh Bradley J. Sugars di Australia pada 1993 lalu itu mulai membuka cabang di Indonesia sejak 1993. Setelah kehadiran ActionCOACH perusahaan-perusahaan penyedia jasa coaching yang lain mulai bermunculan.

Seperti pelatih olahraga

Setiap olahragawan yang ingin berprestasi dan mencapai hasil maksimal harus dibimbing oleh seorang coach. Analogi itu dipahami benar oleh Cynthia Wihardja, business coach sekaligus pemilik salah satu franchise ActionCOACH di Jakarta Selatan.

“Sama dengan olahragawan, pengusaha yang malas atau tidak disiplin dalam bisnisnya akan sulit mencapai target yang diinginkan. Coach harus berani menerapkan aturan main yang bisa mengubah si pengusaha menjadi orang yang punya pola pikir sukses,” kata Coach Cynthia.

Coach Cynthia melanjutkan perumpamaannya. Ada pesepakbola yang tidak tahu kenapa dia tidak pernah berhasil memasukkan bola ke gawang, padahal sudah berlatih keras. Setiap kali menendang, bolanya selalu menggelinding ke samping gawang. Pelatihnya melihat dari luar lapangan, ternyata setiap kali menendang, bahunya tidak dalam posisi yang benar. Sang pelatih memberitahunya, kemudian si pesepakbola Mencoba kembali dengan bahu yang rata: Gol!

Mindset pengusaha sudah OK, tapi dia perlu orang untuk melihat apa yang mungkin tidak terlihat

oleh dirinya sendiri,” jelas wanita 38 tahun ini. Seorang coach membantu kliennya untuk memberikan pandangan netral dan jujur yang mungkin tidak bisa didapatkan dari orang lain.

Seorang olahragawan berprestasi kadang kesepian. Kalau curhat dengan agen atau koleganya, kadang tidak mendapat respons yang tulus. Sama juga dengan pengusaha yang sudah meraih kesuksesan atas bisnisnya. Tidak mungkin dia curhat dengan karyawan, klien, atau rekan bisnisnya, kan? “Coach adalah teman diskusi untuk hal-hal yang penting. Hubungan klien dengan coach bersifat rahasia. Itu sebabnya banyak pengusaha lebih nyaman berdiskusi dengan coachnya,” terang Coach Cynthia.

Tulisan ini pernah dimuat Intisari Extra Profesi edisi November 2012 dengan judul asli "Pejuang di Belakang Layar", ditulis oleh JB Satrio Nugroho.