Penulis
Intisari-Online.com -Ketika ilmu kasunyatan menemui jalan buntu, ada orang yang lari mencari altematif lain guna menyelesaikan suatu masalah. Paranormal dengan kemampuan supranatural pun menjadi tumpuan harapan. Melacak jejak pelaku kejahatan, mencari orang atau barang hilang konon bisa mereka kerjakan, masing-masing dengan caranya sendiri. Intisari pernah mengulas bagaimana melacak penjahat via telepati dan “ilmu bingung”.
Banyak “orang pintar” yang punya kekuatan supranatural yang dimintai bantuannya untuk melacak jejak keberadaan seseorang. Bisa pelaku tindak kriminal yang buronan, orang atau barang yang hilang. Bantuan paranormal terkadang diambil sebagai alternatif ketika cara-cara rasional yang ditempuh mentok menemui jalan buntu, meski tidak jarang keduanya dijalankan secara bersamaan. Entah dengan sembunyi-sembunyi atau terang-terahgan.
R. Aman Argo Soeseno, paranormal dari Madiun, Jawa Timur, yang pernah dimintai bantuan pihak berwenang dalam melacak pelaku pencurian kendaraan bermotor, mengaku, dengan kemampuan lebihnya mampu langsung menerawang (melihat dengan mata batin) jalannya suatu peristiwa kejahatan ketika seseorang bercerita kepadanya tentang kejadian itu. Dengan mata terpejam, di hadapannya seakan muncul layar yang menampilkan gambaran samar sosok pelaku dan urutan peristiwanya.
Agar bisa melihat dengan jelas si pelaku, gambar samar-samar yang dia ibaratkan seperti foto negatif itu, menurutnya, perlu "dicetak". Lalu dengan sarana pakaian atau darah korban, kalau itu menyangkut kasus pembunuhan misalnya, Aman akan mendapat gambaran si pelaku, arah larinya, dan sebagainya.
Apabila alat bantu berupa pakaian, darah korban, atau sejumput tanah di tempat kejadian tidak diperoleh, Aman lalu menggunakan indera keenamnya seperti ketika mencoba menerawang keberadaan Eddy Tansil—terpidana kasus korupsi di Bapindo Rp1,3 miliar yang kabur dari LP Cipinang, Jakarta, pada 1996 silam. Dengan kemampuannya ia ngrogoh (mengambil) sukma Eddy untuk ditanyai.
Kalaupun itu sulit dilakukan, maka Aman akan menggunakan jurus ilmu "sukma jati" yang dimilikinya. Dengan bantuan raga salah seorang muridnya yang sudah dimasuki sukma gaib (yakni roh penunggu sebuah kuburan yang konon sejak ia kecil selalu membantunya), Pak Aman melakukan dialog dengan si medium. "Tapi cara ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati, sebab sedikit saja melakukan kesalahan akibatnya fatal. Tali sukma putus, si pemilik asli raga itu pun mati," katanya.Artikel ini pernah dimuat di Intisari edisi Juni 1996 dengan judul "Menjerat Penjahat dengan 'Ilmu Bingung' & Telepati".