Hantu Kompeni dan Perampok di Menteng (2)

Moh Habib Asyhad

Penulis

Hantu Kompeni dan Perampok di Menteng (2)

Intisari-Online.com -Sebuah rumah dinas seorang diplomat di Menteng, Jakarta, pernah disatroni hantu. Pembantunya diteror ketakutan. Pernah terjadi, dalam waktu 2 tahun, pembantunya ganti 3 - 4 kali. Selidik punya selidik, itu semua terjadi karena ulah hantu gentayangan, seperti yang diceritakan kepada saya. Inilah cerita tentang hantu Kompen dan perampok di Menteng.

---

Arwah sang perampok yang penasaran karena dikhianati teman-temannya ini yang kerap datang mengganggu para pembantu. Sementara arwah pasangan suami-istri Belanda juga tetap menghuni rumah tersebut meski tidak terlalu merepotkan.

Sang dukun lalu mencoba berkomunikasi dengan para arwah untuk mencari jalan kompromi. Alkisah, arwah sang perampok minta diantar ke sebuah kuburan di luar Jakarta lewat upacara pemotongan kambing hitam. Katanya, di situ teman-teman sang perampok berada. Rupanya ia berusaha menuntut balas. Sedangkan arwah suami-istri Belanda minta dipindahkan ke pemakaman di Menteng Dalam. Selain itu sebuah keris yang tertanam di belakang rumah, yang katanya merupakan alat pembunuh diminta dibawa bersama-sama arwah sang perampok ke luar kota.

Keluarga diplomat itu memang tidak terlalu mempercayai peristiwa yang mereka alami. Namun, beberapa fenomena yang diceritakan sang dukun ada yang menyerempet kebenaran. Ibu diplomat pemah beberapa kali melihat seseorang berkaus merah menyelinap di kamar tidurnya.

Bermula disangka tukang kebunnya, tapi ternyata si tukang kebun hari itu tidak memakai baju merah. Atau perihal mimpi putrinya yang tak pemah diceritakan kepada sang dukun. Juga ada komentar seorang pria tak dikenal yang dijumpai ibu diplomat tersebut di sebuah pertemuan, “Saya tahu Anda tinggal di mana. Saya sering melewati rumah Anda dan melihat di atas atap ada seorang wanita kulit putih berambut pirang, Dergaun panjang, melambai-lambaikgn tangan." Pria itu dapat dengan tepat menjelaskan letak rumah dan desain rumah tinggal sang diplomat.

Kepalang basah, keluarga diplomat itu memutuskan untuk mengikuti Dermintaan sang dukun untuk menyelenggarakan seluruh upacara seamatan lengkap dengan syarat-syarat yang diminta. Yang aneh adalah ditemukannya sebuah keris di kebun belakang ketika dilakukan penggalian oleh sang dukun dan bapak diplomat. Padahal, sang dukun selama ini belum pemah memasuki kebun belakang.

Konon, setelah semua upacara dan doa-doa rumit itu dilaksanakan, jangguan tidak pemah muncul lagi.

Pada sebuah acara jamuan makan siang, sang ibu diplomat mengalami kisah tersebut pada tamu-tamunya dan mengatakan bahwa kementerian luar negeri negaranya bersedia mengganti semua ongkos kelamatan yang diadakan berikut jasa dukun. Ternyata ceritanya mengundang reaksi salah seorang tamu dari negeri Barat.

"Beruntung kalian datang dari sesama negara ASEAN. Soalnya, kementerian luar negera kalian mau mengerti permasalahannya. Seandainya kami yang memberikan laporan seperti itu tentang rumah kediaman kami, bisa-bisa kami dikirim ke rumah sakit jiwa, atau setidak-tidaknya diminta menjalani terapi psikologis."

Percaya atau tidak, belakangan baru terungkap bahwa sebelum keluarga diplomat itu, para penghuni terdahulu pun mengalami gangguan yang sama. Bahkan salah seorang yang pemah tinggal di rumah itu sampai menyempatkan diri menulis buku tentang ilmu gaib di Indonesia dan mempelajari hal itu lebih dalam gara-gara diganggu hantu. Pasalnya, tempat tidurnya pernah terangkat setinggi 1 m dari lantai waktu sedang lelap di tengah malam!Artikel ini pernah ditulis di Intiari edisi Oktober 1996 dengan judul "Hantu Kompeni dan Perampok di Menteng".