Find Us On Social Media :

Batu Akik Mineral Silika yang Dililit Mistik: Akik = Batu Permata?

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 29 Maret 2015 | 18:00 WIB

Batu Akik Mineral Silika yang Dililit Mistik: Akik = Batu Permata?

Intisari-Online.com - Lantaran diduga adanya "kekuatan" yang melekat kuat di baliknya, batu akik masih cukup banyak orang mempelajari dan kemudian mencarinya. Tentu, lepas dari soal percaya atau tidaknya. Cuma persoalannya kemudian, apa sih sesungguhnya batu akik itu, sampai begitu banyak orang memburunya? Apa pula bedanya antara batu akik dengan batu aji?

Menyebut istilah akik atau batu akik, mau tak mau perhatian kita akan tertuju pada batu cincin. Jarang terlintas dalam bayangan bahwa batu atau mineral yang dijadikan mata leontin dan giwang itu adalah batu akik. Sekalipun sebagian memang ada juga yang berasal dari beragam jenis batu akik.

Menurut Kamus Istilah Geologi yang disusun oleh M.M. Poerbohadiwidjojo, akik berasal dari kata agate atau agat. Yang artinya, sejenis mineral silika (SiO2 ) - yang lazim disebut kuarsa amorf atau kriptokristalin – berwarna dan berlapis. Warna ini bisa cuma satu, bisa pula lebih. Kedudukannya pun bisa beraturan atau tidak beraturan.

Akik yang warnanya dua lapis disebut oniks, sementara yang multilapis dinamakan sardoniks. Di lapangan, ditemui adanya dua jenis oniks, yakni oniks silika dan oniks karbonat atau kalsium karbonat.

Oniks jenis kedua, yang lebih dikenal dengan sebutan oniks batu gamping atau oniks marmer, akhir-akhir ini makin naik daun. Oniks marmer banyak dijual dalam bentuk kerajinan ukiran  maupun hiasan pajangan, seperti kendi-kendian, vas bunga, penyangga lampu duduk, telur-teluran, patung. Selain itu, ada juga oniks marmer yang diasah untuk dijadikan tegel dinding atau lantai, prasasti, maupun suiseki ("batu seni").

Jadi, menurut arti yang sesungguhnya, batu akik merupakan bagian kecil saja dari kelompok batu mulia. Untuk menjelaskan duduk soalnya secara jelas, ada baiknya kalau kita tinjau dulu istilah-istilah berikut: batu mulia, batu permata, dan batu akik. Ini penting, guna menghindari kesimpangsiuran pengertian, terutama kalau kita bicara dengan ahli batu permata (gemmologist).

Batu mulia (precious stones) adalah semua jenis batuan - termasuk mineral – yang dimuliakan, baik karena nilai, harga, maupun keindahannya. Yang termasuk batu mulia ini antara lain batu permata (gemstones), batu hias (ornamental stones), dan batu atau mineral koleksi seperti suiseki serta berbagai jenis mineral dan batuan lain. Sementara batu permata sendiri dibedakan atas batu permata mulia (precious gemstones) dan batu permata setengah mulia (semi precious gemstones).

Istilah batu aji mungkin bisa disamakan dengan batu mulia, karena batu aji mengandung makna batu berharga atau mungkin juga batu bertuah. Dalam bahasa Jawa, aji atau pengaji artinya berharga, sedangkan aji atau aji-aji berarti azimat atau sakti. Jadi, pengertian batu akik atau batu aji yang kita kenal sehari-hari sebagai orang awam dan bukan sebagai ahli batu permata hanyalah batu mulia yang termasuk sebagai batu permata.

Hingga kesimpulan gampangnya, pengertian batu akik bukan cuma menyangkut mineral kuarsa amorf yang berwarna, berlapis, dan tidak tembus cahaya, tapi juga semua mineral dan batuan yang tergolong batu permata. Sementara batasan batu permata sendiri adalah semua jenis batuan dan mineral yang dapat diasah dan dibentuk menjadi mata cincin, leontin, bros, giwang, atau mata aksesori lainnya.

Sebagaimana telah disinggung di atas, batu permata dikelompokkan atas batu permata mulia dan setengah mulia. Batu mulia atau mineral yang termasuk batu permata mulia sangat terbatas, yakni intan, korundum (seperti rubi alias mirah delima, safir alias nilam), beril (contohnya zamrud dan akuamarin), dan krisoberil (misalnya aleksandrit). Adapun batu mulia yang termasuk batu permata setengah mulia cukup banyak, antara lain felspar (misalnya batu bulan dan amazonit), garnet (salah satunya adalah pirop), jade alias batu giok (baik nefrit maupun jadeit), olivin (seperti peridot), kuarsa (di antaranya ametis, sitrin, karnelian, opal, agat), spinel, topas, turmalin, turquis, dan sirkon.

Sebenarnya pengelompokan tersebut masih tergolong Hasik. Soalnya, opal kini sudah dimasukkan dalam kelompok batu permata mulia. Di samping itu, masih banyak pula jenis mineral dan batuan yang diperkirakan bisa digolongkan sebagai batu permata setengah mulia. Meskipun mungkin mutunya kurang baik, tapi kini sudah banyak dikoleksi atau dibuat permata karena keindahannya. 

Nama mineral atau batuan asal, nama batu permata atau permata, dan nama dagang, serta julukan atau nama lokal batu permata atau permata sering membingungkan orang awam. Julukan, nama khusus, nama lokal, atau apa pun sebutannya biasanya muncul berdasarkan warna, tekstur atau motif (pattern), dan ciri-ciri khusus lainnya. Bisa juga lantaran adanya faktor kepercayaan masyarakat di suatu negara atau daerah.

Maka dari itu, tak jarang kita jumpai jenis batu permata yang sama mempunyai julukan atau nama khusus berbeda di beberapa daerah. Nah, nama julukan tersebutlah yang bisa disebut sebagai nama batu akik. Sebagai contoh, korundum merah atau yang di Indonesia dikenal dengan sebutan rubi, di daerah jawa disebut akik mirah delima.