Find Us On Social Media :

Terlalu Tertutup Jadi Alasan Polisi Sering di-Bully di Media Sosial

By Ade Sulaeman, Kamis, 2 April 2015 | 19:45 WIB

Terlalu Tertutup Jadi Alasan Polisi Sering di-Bully di Media Sosial

Intisari-Online.com - Akhir-akhir ini Kepolisian, terutama kerap mendapatkan hujatan oleh warga, khususnya warga Jakarta, di media sosial. Menyikapi hal tersebut, Pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar menilai sikap kepolisian yang terlalu tertutup menjadi alasan Polisi sering di-bully di media sosial.

Padahal, menurut Bambang, saat ini nilai demokrasi di Indonesia semakin membaik sehingga sangat tidak ideal jika ada suatu lembaga yang sangat tertutup dan seolah-olah lebih berkuasa dibanding masyarakat atau pun lembaga yang lain.

Maka dari itu, terasa wajar jika pada akhirnya, saat ini, masyarakat begitu “gemar” mengeluarkan kritik, sindiran bahkan cacina kepada polisi. Kebanyakan dari mereka menyoroti sikap para anggota kepolisian yang dinilai arogan.

Penyebab lainnya adalah sikap polisi yang dinilai sangat kebal terhadap kritik yang disampaikan masyarakat. Padahal, mereka berharap polisi akan bersikap legowo dalam menerima kritikan dan memposisikan diri mereka sejajar dengan masyarakat.

“Sebetulnya sudah dilakukan (kritik) melalui demo, tetapi tidak ada tanggapan dari kepolisan, terutama untuk perubahan sikap, perilaku yang independen, yang sejajar dengan masyarakat,” tutur Bambang kepada kompas.com, Rabu (1/4/2015).

Fakta bahwa lembaga kepolisian bukanlah bagian dari lembaga militer, melainkan lembaga sipili, harusnya disadari sebagai sebuah posisi lembaga yang sejajar dengan lembaga sipil lainnya, termasuk masyarakat. Komunikasi yang terjalin harus dua arah, bukan seperti saat ini yang cenderung terlihat monolog.

Struktur kepolisian belum benar-benar terbuka. Kalau konteksnya demokrasi, seharusnya organisasi lebih terbuka, ada kerahasiaan yang dibukakan kepada masyarakat. Selama ini, sistem organisasi kepolisian di Indonesia masih tergolong militeristis," papar dosen Program Pascasarjana Kajian Ilmu Kepolisian Universitas Indonesia itu.