Find Us On Social Media :

Saat Adolf Hitler Ditikung Orang Kepercayaannya dan Dikibuli Ramalan Bintang (3)

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 12 April 2015 | 10:00 WIB

Saat Adolf Hitler Ditikung Orang Kepercayaannya dan Dikibuli Ramalan Bintang (3)

Intisari-Online.com - Okultisme dan ramalan bintang yang mula-mula menjadi penyemangat utama Adolf Hitler justru dimanfaatkan musuh Jerman untuk memukul balik Sang Fuehrer. Adalah Ian Flemming, perwira Dinas Intelijen Inggris (yang akhir tahun 1940 dihantui invasi Nazi), yang meyakini kemungkinan serbuan Jerman bakal berkurang jika ada pemimpin Nazi yang terpancing untuk membelot. Pengarang kisah spionase super James Bond itu lantas mengusulkan penggunaan astrologi untuk memuluskan rencananya.

Elemming paham betul, mesin propaganda Nazi suka membuai rakyat dan prajuritnya dengan ramalan yang menggambarkan kejayaan Hitler. Nah, agen rahasia Inggris berencana mengambil keuntungan dari kepercayaan sebagian besar rakyat Jerman dan para pemimpin Nazi terhadap astrologi, dengan menyebarkan ramalan palsu. Mulailah keluar di media massa, perkiraan yang mencemooh peruntungan Hitler.

Sebagai penanggung jawab "pengadaan bahan", ditunjuk Kapten Louis de Wohl, astrolog Jerman terkenal yang membelot ke Inggris tahun 1935. De Wohl mengetahui detail ramalan yang disukai Hitler, sehingga "misi rahasinya" tidak pernah disadari para pemimpin Nazi. Di antara hasil olahan de Wohl, ada beberapa yang tepat. Misalnya  tahun 1940, saat banyak orang menduga invasi Nazi ke Inggris  tidak terelakkan lagi, de Wohl justru menyatakan sebaliknya. Kenyataannya, serbuan  memang tak pernah datang.

De  Wohl  dan Dinas Intelijen Inggris bahkan memalsukan majalah-majalah berbahasa Jerman yang banyak memuat artikel astrologi. Majalah aspal itu kemudian diselundupkan ke Berlin. Perlahan-lahan sejumlah pemimpin Nazi mulai goyah termakan ramalan palsu. Orang yang paling terguncang dengan hasutan itu temyata Rudolf Hess. Hess bahkan menyimpulkan, batalnya rencana menaklukkan Inggris tahun 1940 karena Hitler terpengaruh ramalan de Wohl.Hess yang berhasrat jadi juru damai 

Saat pikiran Hess goyang, Dinas Intelijen Inggris makin gencar menggoda. Berkat bantuan Swiss, Flemming sukses menyusupkan agennya masuk "tim peramal" Hess. Diam-diam, sang agen berusaha mempengaruhi orang kedua Nazi itu untuk bermitra dengan seorang tokoh Inggris berpengaruh demi terciptanya perdamaian Inggris-Jerman. Saran itu mengena di hati Hess, yang seperti Hitler, kerap memimpikan persekutuan Inggris-Jerman.

Guna memuluskan rencana, Flemming menghidupkan kembali The Link, organisasi persahabatan Inggris-Jerman sebelum perang. Dia juga mengusulkan nama Duke of Hamilton kepada Hess sebagai rekan paling pas. Hess sendiri pernah bertemu Duke di sela-sela Olimpiade Berlin 1936. Keramahan Duke of Hamilton membuat Hess sangat terkesan. Gosip yang beredar, Duke memiliki akses langsung ke Istana dan Churchill.

Hess juga dibisiki terbuka lebarnya kesempatan membelot lewat sang Duke yang bertugas di pangkalan RAF di Skotlandia. Pendaratan pesawat kecil di sana dijamin tak akan diketahui London. Keinginan Hess menjadi juru damai makin kuat setelah bekas mentornya, ahli geopolitik Prof. Haushofer, bermimpi melihat Hess ada di balairung sebuah puri Inggris, mengemban misi perdamaian kedua bangsa. Hess jadi kian bersemangat.

Namun, sesungguhnya Hess punya alasan pribadi di balik misinya. Perang membuat tangan kanan Hitler itu terabaikan. Jabatannya sebagai wakil fuehrer di partai tidak lagi dianggap strategis, karena konsentrasi lebih terfokus pada urusan perang dan politik luar negeri. Hess berharap, bila peran sebagai juru damai Inggris–Jerman berhasil, dia dapat merebut kembali perhatian Hitler, sekaligus menjadi pahlawan perdamaian.