Find Us On Social Media :

Saat Adolf Hitler Ditikung Orang Kepercayaannya dan Dikibuli Ramalan Bintang (4habis)

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 12 April 2015 | 11:00 WIB

Saat Adolf Hitler Ditikung Orang Kepercayaannya dan Dikibuli Ramalan Bintang (4habis)

Intisari-Online.com - Merasa mulai mendapat angin, pihak Inggris makin gencar mengirimkan informasi palsu lewat astrologi kepada Jerman. Agen-agen rahasia Inggris menyebarkan ramalan palsu bakal terjadinya konfigurasi planet tak lazim antara April - Mei 1941. Rudolf Hess dibisiki peramalnya (yang telah diracuni agen Inggris) bahwa itulah tanda-tanda kejatuhan Adolf Hitler. Dengan kata lain, itulah saat paling tepat untuk merintis perdamaian dengan Inggris. Karena, lagi-lagi kata bintang, perjalanan Hess akan berlangsung mulus... lus... lus...

Hess benar-benar termakan tipu muslihat. Pada 10 Mei 1940 dia dan pesawat terbang Me-110-nya nekat lepas landas dari lapangan terbang di Augsburg, Jerman, menuju Petersfied, Skotlandia. Hess sempat terjun dengan parasut sebelum pesawatnya jatuh. Begitu yakinnya pada ramalan bintang, Hess langsung menemui patroli tentara Inggris dan minta diantarkan ke Duke of Hamilton.

Karuan, tangan kanan Hitler ini langsung diringkus. Tertangkapnya Hess menjadi berita besar dan menyulut kegembiraan rakyat Inggris yang sedang dicekam suasana perang. Senyuman pun mengembang di mana-mana. Rumor setengah mengejek bahkan menyebut pemimpin Nazi lainnya, Goering, bukan tak mungkin menyusul ke London. "Namun, saya berharap, dia membawa kartu ransumnya," sambung guyonan itu.

Winston Churchill pun mulanya tak percaya, pilot yang masuk wilayah mereka itu wakil Hitler. Bahkan setelah yakin yang ditangkap tentaranya memang Rudolf Hess, Perdana Menteri Inggris itu tetap memperlakukan pengikut setia Hitler itu sebagai tawanan perang. Proposal perdamaian yang ditawarkan Hess pun ditolak mentah-mentah.Hitler marah besar 

Tipu muslihat Flemming benar-benar membuat Hess mati kutu dan menunjukkan pada rakyat Inggris, Jerman dan dunia pada umumnya, bahwa Nazi yang mengaku uber alles bisa juga dikalahkan. "Pembelotan" Hess pun membuat para petinggi Nazi berpikir soal kekalahan, walaupun saat itu mereka sedang berada di puncak kejayaannya.

Lalu bagaimana tanggapan Hitler?

Begitu mendengar kabar tentang penangkapan Hess, pemilik kumis Charlie Chaplin itu sangat murka. Gestapo langsung menginterogasi dan menahan semua ahli astrologi dari okultisme yang terlibat kasus Hess. Sebulan setelah peristiwa itu, segala bentuk ramalan dan okultisme dilarang dipublikasikan. Pelanggarnya pun diancam hukuman berat.

Pelarangan itu sekaligus menunjukkan kekalahan Jerman dalam perang astrologi melawan intelijen Inggris. Padahal, jauh sebelumnya, ramalan-ramalan tentang masa depan sang fuehrer menjadi senjata andalan propaganda Nazi. Karend kepergian Hess berkaitan dengan astrologi, tanda tanya hubungan Nazi dengan okultisme bak terjawab sudah.

Diam-diam, Hitler juga memerintahkan tentaranya menembak mati Hess jika kelak kembali ke Jerman. Untunglah, perwira yang dicap sebagai pengkhianat itu baru kembali ke Tanah Airnya setelah perang usai dan diadili bersama sejumlah petinggi Nazi lainnya. Mereka didakwa sebagai penjahat perang. Hess dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman seumur hidup di penjara Spandau. 

Dia ditemukan mati tercekik di penjara yang sama tahun 1987, setelah permohonan pembebasannya ditolak Rusia, salah satu negara sekutu yang mempunyai "wewenang" atas Hess. Rusia tidak bisa memaafkan Hess, karena mereka menganggap penerbangan Hess ke Inggris justru membuat Hitler berubah haluan menyerang Negeri Beruang Merah. Peristiwa itu menelan korban jutaan jiwa rakyat tak berdosa.

Kasus Hess memang telah mencoreng muka Nazi. Hitler boleh saja menyatakan, tindakan Hess itu lantaran yang bersangkutan mengalami gangguan jiwa. Namun, rakyat Jerman dan mata dunia tak bisa ditipu. Apabila Hess memang benar mengalami gangguan jiwa, mengapa Hitler menjadikannya wakil fuehrer?

Jawabannya barangkali ada pada joke paling populer di Jerman setelah peristiwa itu. "Bahwa pemerintah kita gila, itu sih sudah lama kita tahu. Tapi bahwa mereka mau mengakuinya, itu sesuatu baru."