Find Us On Social Media :

Melihat Indonesia Sebelum Tahun 1920

By Gregorius Bhisma Adinaya, Jumat, 11 November 2016 | 10:45 WIB

(FOTO) Melihat Indonesia Sebelum 1920

Intisari-Online.com - Berapa banyak dari kita yang berumur lebih dari 96 tahun? Berapa banyak orang yang berumur lebih dari 96 tahun yang mengingat seperti apa Indonesia saat itu? Mungkin hanya sedikit orang saja. Namun bila dibandingkan dengan seberapa banyak perubahan yang terjadi selama 96 tahun, tentu berbanding terbalik. Indonesia dengan suku dan budaya yang berlimpah dan perjalanan waktu sejak 1920 akan meninggalkan banyak "jejak" perubahan yang belum tentu tercatat dan terwariskan di dalam benak kita. Seperti apa orang Bali berbusana, seperti apa seorang pangeran Jawa, dan mungkin anda penasaran dengan seperti apa pedagang makanan di Jakarta saat itu? wowshack.com mengumpulkan beberapa foto yang menunjukan seperti apa "wajah" Indonesia sebelum tahun 1920.

Seorang pangeran Jawa dengan dua orang pembantu (Tropenmuseum).

Seorang pedangan asal Batavia membawa dagangannya (Tropenmuseum).

Raden Saleh, seorang seniman lukis yang memproklamirkan seni Indonesia modern (old-indische.blogspot.com.au).

Seorang Raja Buleleng, Bali bersama seorang sekertaris (Tropenmuseum).

Dua orang prajurit suku Nias (Tropenmuseum).

Seorang pria Dayak dengan tato tradisional Dayak di sekujur tubuhnya (Sickchripse.com).

Foto keluarga Batak TOba di depan rumah mereka, Sumatera Utara (Tropenmuseum).

  Beberapa lelaki bertopeng seusai pentas teater topeng (US Library of Congress).

Seorang kepala suku Dayak berpose dengan atribut perang yang mereka miliki (Tropenmuseum).

Tari sedari saat dipentaskan di Samalanga, Bireun, Aceh (Tropenmuseum).

Seorang perempuan Bali sedang memintal benang (old-indische.blogspot.com.au)

Sejumlah pekerja di tengah pembangunan terowongan kereta di Jawa (Tropenmuseum),

Sejumlah "orang kampung" berkumpul untuk mendengarkan lagu dari sebuah gramafon (old-indische.blogspot.com.au)

Seorang pengedar Opium dan seorang perokok berpose bersebelahan (Fareastitems.com)

Sejumlah pelajar sekolah STOVIA (School for Training of Native Physicians) (Tropenmuseum).