Penulis
Intisari-Online.com -Kasus kerasukan atau ketempelan roh bukan barang aneh. Peristiwa tersebut sering terjadi hanya dalam waktu yang singkat. Namun bagaimana dengan orang yang tiba-tiba berubah kepribadian di tubuhnya bersemayam roh lain, dan berlangsung berbulan-bulan lamanya? Inilah fenomena kerasukan saat di tubuh bersemayam roh lain.
Alkisah, seorang polisi, Jack Willis namanya, demikian terobsesi untuk menangkap penjahat sadis Warren Dupre. Dupre memiliki reputasi sangat licin dalam menghindarkan diri dari kejaran yang berwajib.
Sepandai-pandainya tupai melompat, sekali waktu ia akan terpeleset juga. Demikian pula dengan nasib sang penjahat yang roboh terkena tembakan pistol Jack. Sampai di situ sajakah ceritanya? Tidak. Beberapa saat setelah Dupre tewas, Jack jatuh pingsan. Ketika ia tersadar, Jack telah berubah. Dalam tubuh Jack bersemayam roh Warren Dupre!
Kisah tersebut memang hanya fiksi rekaan Jane Goldman, pengarang buku The X-Files. Namun, di dalamnya tersirat pertanyaan yang menggayut di pikiran banyak manusia. Benarkah roh orang mati tetap ada? Atau mungkinkah roh mengambil alih tubuh orang lain?
Pandangan akan kebebasan roh sebenarnya bukan hanya monopoli masyarakat modern. Filsuf Socrates (469 - 399 SM) percaya bahwa kematian hanyalah fase "terlepasnya roh dari ikatan tubuh". Malah, menjelang akhir hayatnya ia mencoba untuk meyakinkan kenalannya tentang pendapatnya. Sayang, tidak semua orang dapat dengan mudah menerimanya. Seperti pendapat Cebes, "Perlu argumen yang kuat dan banyak bukti untuk menunjukkan bahwa roh orang mati tetap ada, memiliki kekuatan dan akal."
Untuk menunjukkan keyakinannya itulah, kisah Plato dalam tulisan berjudul Phaedus tahun 399 SM saat menjalani hukuman mati, dengan riang dan enteng Socrates mereguk anggur yang mengandung racun mematikan.---
Artikel ini pernah dimuat di Intisari edisi Mei 1997 dengan judul “Di Tubuhnya Bersemayam Roh Lain”