Find Us On Social Media :

Kerasukan, Saat di Tubuh Bersemayam Roh Lain: Menjadikan Berkepribadian Ganda

By Moh Habib Asyhad, Kamis, 7 Mei 2015 | 18:45 WIB

Kerasukan, Saat di Tubuh Bersemayam Roh Lain: Menjadikan Berkepribadian Ganda

Intisari-Online.com - Kasus-kasus kerasukan, saat di tubuh bersemayam roh lain, memang sulit untuk dijelaskan. Apakah kasus itu masuk kategori supranatural, ataukah kasus psikologis biasa? Menurut Howard Gordon, co-executive producer The X-Files, "Untuk kasus tersebut pasti ada penjelasan psikologisnya. Sesuai pengalaman pribadi, bila mendapat kesempatan, pikiran bisa berimajinasi dengan luar biasa."

Serupa dengan Gordon yang menilai gangguan mental dapat menyebabkan tingkah laku yang tidak biasa, psikiater William James percaya, hal tersebut merupakan gejala sakit jiwa. Pendapat lain mengatakan kasus tersebut lebih mungkin terjadi karena kepribadian ganda. Meski penyimpangan ini sangat jarang terjadi, selama-90 tahun terakhir hanya ditemukan 200 kasus.

Sindrom pertama yang mampu menarik perhatian masyarakat adalah The Three Faces of Eve karya psikiater Corbett Thigpen dan Hervey Cleckley yang ditulis tahun 1957. Karya yang kemudian difilmkan itu menceritakan pengalaman mereka dengan pasien yang bernama Eve White. Beberapa puluh tahun kemudian muncul lagi kasus yang paling mengenaskan yang dialami Sybil dengan 16 kepribadian.

Menurutnya, trauma dan siksaan berperan sangat kuat dalam banyak kasus kepribadian ganda tersebut. Pemeranan psikologis yang sering dinilai sebagai usaha untuk menarik perhatian, merupakan cetusan dari id—bagian dari kepribadian yang bertugas mengontrol emosi yang terdiri atas dorongan seksual, kesenangan, dan kemarahan. Kepribadian ganda merupakan contoh nyata dari kepribadian terpecah (split personality).

Keterpecahan kepribadian sebenarnya mekanisme untuk menyelamatkan jiwa. Saat ada masalah yang begitu berat, seseorang akan mencoba meyakinkan bahwa bukan dirinya yang mengalami. Ia akan menganggap, trauma itu bukan lagi miliknya. Hal ini sering dialami para korban kejahatan. Tak heran, kalau mereka kerap berucap, "Aku merasa semua itu seakan terjadi pada orang lain. Bukan aku yang melakukannya."

Bagaimanq dengan Sumitra yang bisa menjawab segala pertanyaan ujian, meski ia tidak pernah tahu tentang pribadi ataupun kematian Shiva? Bagaimana juga dengan kemampuan melek huruf yang mendadak didapatkannya?

Menurut psikolog Thelma Moss, ada unsur penanaman harapan dalam keluarga Shiva. Keluarga Shiva dan Mary Roff ingin sekali dapat mempercayai bahwa orang yang mereka cintai telah kembali. Tak heran, bila secara tidak sadar, mereka pun memberikan bantuan-bantuan kecil yang bisa membuat “orang baru” berani dan bisa mengenali orang, benda, atau informasi lamanya.

James Randi pernah mencoba membuat penelitian mengenai membaca alam pikiran. la membuktikan, ketika ditanya oleh seorang medium apakah mereka mengenal orang yang bernama Ani. Kebanyakan orang tidak akan memberikan jawaban langsung, tapi justru akan menuntun medium menuju arah yang benar. Mereka akan memberikan pilihan—apakah Anita, Ami, Ny. Andraru? Mereka akan melakukan sesuatu sehingga mampu memecahkan rasa penasaran mereka sendiri tentang adanya sesuatu di luar alam nyata.