Penulis
Intisari-Online.com -Ketidaktahuan mengenai pyrokinetics, sebutan keren untuk si manusia-manusia api,pun rupanya bisa memberikan akibat yang jauh dari mengenakkan. Ketika pelakunya dituduh sebagai pelaku kejahatan, seperti yang terjadi pada 12 Desember 1983 di Livorno, Italia. Kasus itu pun menjadi satu kasus paling aneh di pengadilan modern.
Carol Compton, gadis kebangsaan Skotlandia, menerima lima tuduhan membakar rumah dengan sengaja dan satu usaha pembunuhan. Tak ayal, selain harus dikawal petugas keamanan saat memasuki ruang pengadilan, selama proses persidangan ia pun ditempatkan dalam kandang berjeruji yang terkunci.
Awal kisahnya dimulai pada penghujung tahun 1982, ketika Carol mulai bekerja sebagai pramusiwi. Saat ia bekerja tersebut terjadi tiga kebakaran. Kejadian pertama menghancurkan ruang tamu majikannya, dua kejadian berikutnya terjadi pada rumah baru saat rumah lama yang terbakar diperbaiki. Meski tidak ada bukti bahwa Carol pelakunya, ia tetap harus menerima tuduhan sebagai pelaku. Carol pun kehilangan pekerjaan pertamanya.
Lepas dari pekerjaan pertamanya, nasib buruk masih mengejarnya. Pada kesempatan berikutnya, Carol bertugas merawat Agnese, 3, anak perempuan pasangan kaya yang bekerja di stasiun TV. Pada 1 Agustus malam, tiba-tiba tempat tidur kakek Agnese dilalap api. Keesokan paginya, api kembali menghanguskan kasur lipat, sementara Agnese masih tidur di atasnya.
Meski Agnese tidak mengalami luka, keluarganya tetap memanggil polisi untuk memeriksa Carol. Ia pun ditahan dengan tuduhan melakukan rencana pembunuhan dan pembakaran rumah (yang terjadi pada majikan sebelumnya). Padahal alibinya cukup kuat, saat kebakaran terjadi, Carol berada di lantai bawah bersama anggota keluarga lainnya. Karena menolak memberika uang jaminan, ia dipertimbangkan menjalani hukuman percobaan selama 16 bulan.
Carol pun menjadi bahan perbincangan di mana-mana. Ada yang berusaha melindunginya dengan menduga kemungkinan terjadinya pyrofanetics, atau sebaliknya mencemoohnya.
Salah seorang yang berusaha menjatuhkannya adalah nenek Agnese yang sangat percaya pada takhayul. Ia mengundang seorang dukun untuk menguatkan tuduhannya, bahwa Carol menggunakan sihir untuk menghancurkan keluarganya.
Namun pihak penuntut dan pembela menolak keterlibatan paranormal. Mereka lebih memilih meminta kesaksian petugas kebakaran yang memadamkan api di kediaman majikan-majikan Carol. Petugas yang berpengalaman 38 tahun itu mengaku, api di rumah-rumah tersebut sangat aneh, "Tidak hanya panas sekali, arah rambatan api juga tidak biasa. Kalau biasanya dari bawah ke atas, yang ini justru dari atas ke bawah."--
Artikel ini pernah dimuat di Intisari edisi Juni 1997 dengan judul “Manusia-Manusia Api”