Find Us On Social Media :

Orang Buta Juga Bisa Melihat dengan Nyata: Lebih Cepat dari Detektor Isotop

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 15 Mei 2015 | 15:00 WIB

Orang Buta Juga Bisa Melihat dengan Nyata: Lebih Cepat dari Detektor Isotop

Intisari-Online.com - Kemampuan membaca tanpa mata sebenarnya sudah dimiliki oleh setiap orang, namun sering tidak disadari. Misalnya, pada hubungan batin antara ibu dan anak. Saat si anak sakit, sang ibu bisa merasakan padahal keduanya berada di tempat terpisah yang berjauhan.

Kemampuan ini disebabkan oleh adanya medan listrik yang menyelubungi tubuh manusia, yang lebih dikenal sebagai aura atau prana. Karena itu, seluruh bagian tubuh bisa digunakan untuk mengenali getaran dari benda-benda di sekitar. Kemampuan dasar ini bisa dilatih agar makin kuat listrik dan kepekaannya. Makin kuat listriknya, makin luas medannya, maka makin luas pula jangkauannya. Ketebalan aura bisa dilihat dengan melakukan pemotretan fotografi Kirlian. "Sering terjadi, anggota Merpati Putih yang menjalani pemotretan ini sinar auranya mfemenuhi lembar (kertas) foto," kata Budi.

Namun meski semua orang - asalkan telaten berlatih - bisa mempelajari dan mendapatkan kemampuan itu, ada orang-orang tertentu yang, berbakat bisa.memiliki kemampuan yang lebih besar.

Contoh hubungan batin ibu-anak itu juga menjelaskan, kemampuan itu tidak terbatasi oleh ruang dan waktu. Dengan menumpang medan magnet bumi, kemampuan itu bisa mencapai sasaran yang lebih jauh. Itulah mengapa kemampuan itu bisa digunakan untuk membantu penyembuhan jarak jauh dengan getaran.

Pembuktian adanya kemampuan itu pernah, dilakukan melalui uji deteksi nuklir atau radiasi dari isotop yang disembunyikan. Saat itu petugas Batan menggunakan detektor, sedangkan anggota Merpati Putih mengandalkan ilmu getarannya. Sebelum mencarinya, jenis getaran isotop sudah dipelajari lebih dulu. Mereka memulai pencarian, bersama-sama, namun menurut Budi, anggota Merpati Putih lebih cepat menemukannya. Sebab, detektor baru menangkap gelombang dalam radius 0,5 in, sedangkan. "ilmu getaran" mampu mengetahuinya dalam jarak 15 m. Padahal saat itu kedua mata anggota Merpati Putih dalam keadaan tertutup rapat.

"Tapi keadaan itu justru menguntungkan karena konsentrasinya menjadi kuat. Selain itu, mengurangi energi yang sebenarnya tidak terlalu diperlukan, misalnya ke mata," papar Budi. Tak cuma untuk mencari isotop, ilmu getaran bisa dipakai untuk melacak benda apa pun yang tersembunyi. "Maka ilmu ini sangat bermanfaat untuk mencegah penyelundupan obat terlarang, narkotika, atau benda apa pun," akunya.

Uji coba lain yang pernah  dilakukan adalah menjadikan anggota Merpati Putih yang sebelumnya tidak pernah jadi kiper, untuk menepis tendangan penalti. Dari 50 tendangan yang mengarah ke gawang, hanya empat yang mampu membuahkan gol. Artinya, 92% tendangan berhasil ditepis si "kiper" yang ditutup kedua matanya. Kiper biasa akan mengandalkan indera mata untuk menilai gerak-gerik penendang, namun "kiper" Merpati Putih akan membaca langsung getaran otak si penendang yang berisi rencana ke mana bola diarahkan. "Maka data yang diperoleh. Lebih banyak dan akurat, sehingga ia tidak mudah tertipu oleh gerak-gerik penendang," ujar Budi.