Find Us On Social Media :

Minyak Bumi Terbarukan Makin Dekat Saja

By Agus Surono, Kamis, 31 Maret 2011 | 11:41 WIB

Minyak Bumi Terbarukan Makin Dekat Saja

Semasa di bangku sekolah kita sudah diajari bahwa minyak bumi termasuk bahan bakar tak terbarukan. Artinya kalau habis ya sudah! Tidak seperti air yang bisa diupayakan kembali. Namun, sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas Minnesota memberi secercah harapan.

Janice Frias yang memperoleh gelar doktornya pada bulan Januari lalu, membuat sebuah langkah kritis dengan mengungkapkan bagaimana protein bisa mengubah bentuk asam lemak menjadi keton menggunakan bakteri. Keton ini bisa diakali untuk membuat bahan bakar hidrokarbon. Pihak universitas sedang menyusun pengajuan paten untuk metode tersebut.

Langkah ini dipicu oleh langkah Aditya Bhan dan Lanny Schmidt, guru besar teknik kimia di College of Science and Engineering, yang mengubah keton menjadi bahan bakar disel menggunakan teknologi katalis yang mereka kembangkan. Berbekal bakteri, sinar matahari, dan karbon dioksida keton bisa diproses menjadi bahan bakar hidrokarbon.

"Ini amat menarik perhatian, terlebih dalam hal penggunaan karbon dioksida untuk membuat bahan bakar hidrokarbon. Seperti kita ketahui, CO2 merupakan penyebab pemanasan global. Dengan begitu, pemanfaatan CO2 akan bagus buat lingkungan.Juga bebas biaya," kata Larry Wackett, pembimibing Frias.

Tim peneliti menggunakan Synechococcus, bakteri yang memperbaiki karbondioksida di dalam sinar matahari dan mengubah CO2 menjadi gula. Selanjutnya mereka mengumpan gula ke Shewanella, bakteri yang menghasilkan hidrokarbon. Jadi, teknologi ini mengubah CO2, gas rumah kaca yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, menjadi hidrokarbon.

Hidrokarbon (terdiri atas karbon dan hidrogen) merupakan komponen utama bahan bakar fosil. Butuh ratusan juta tahun panas dan tekanan untuk menghasilkan bahan bakar fosil, sementara untuk mengambilnya hanya butuh waktu 50 tahunan.

Semoga penelitian yang didanai dari program Advanced Research Projects Agency-energy (ARPA-e), Departemen Energi AS ini memberi hasil yang diharapkan.