Find Us On Social Media :

Aromaterapi Menguar dari Baju

By Agus Surono, Selasa, 14 Juni 2011 | 19:40 WIB

Aromaterapi Menguar dari Baju

Sudah merasakan khasiat terapi aroma? Selain menenangkan jiwa, terapi aroma bisa menyembuhkan pula beberapa penyakit. Hanya saja harus dilakukan secara teratur. Nah, bagaimana dengan mereka yang terkendala kesibukan? Soalnya mempersiapkan terapi aroma tak segampang ganti baju.

Ah, tapi sebentar lagi ganti baju bisa berarti ganti terapi aroma. Itulah yang sedang dikembangkan oleh Jenny Tillotson, peneliti senior di bidang Fashion dan Desain Cita di University of the Arts, London. Baju beraroma terapi ini dipercaya bisa mengatasi Alzheimer atau mengubah emosi dengan mudah.

Tillotson menjelaskan, "Anda bisa menggunakan bebauan untuk melatih saraf dan otak agar membangunkan tubuh di pagi hari, pergi tidur di malam hari, atau tetap terjaga selama bekerja. Efek peningkat mood bisa mempengaruhi perilaku, belajar. Ini adalah sebuah jalan tol menuju otak!"

Dalam bayangan Tillotson, baju beraroma terapi ini memiliki tabung-tabung mini di sepanjang kain pakaian. Pemakainya dapat menyetel waktu kapan baju atau pakaian itu akan mengeluarkan aroma tertentu. Ini mirip dengan penyemprot wewangian di lift atau ruang tunggu sebuah kantor.

Lebih lanjut, pakaian itu bisa disambungkan ke sensor biometrik sehingga bisa terhubung dengan detak jantung atau tingkat stres pemakai. Jika terdeteksi sedang stres, maka baju ini akan mencoba menenangkan. Tentu dengan aroma yang ada.

Pakaian ini sangat cocok dipakai untuk orang tua agar pikirannya tetap jernih. Menurut Tillotson, penciuman memancing memori secara langsung dibandingkan dengan indra lainnya; dan pada orang tua kemunduran memori ini terasa sekali. Dengan memadukan sensor bau dan semburan aroma, pakaian dapat menggantikan asosiasi bebauan dengan seseorang yang dicintai, aktivitas atau tempat tertentu yang dikenal oleh si pemakai. Menyebarkan aroma dapat memicu memori para orang tua sehingga mereka hafal jalan pulang atau nama-nama yang dikenalnya.

Tillotson pertama kali terinspirasi untuk menciptakan pakaian beraroma ketika terlibat dalam amal yang berhubungan dengan HIV. Bau rumah sakit menurutnya memiliki pengaruh negatif pada mood pasien yang sakit kronis. Sementara, bau wangi bunga misalnya, menyebarkan aroma positif yang dapat mengubah mood pasien sehingga dapat mempercepat penyembuhan. Makanya, membawa bunga saat menjenguk lebih berguna daripada makanan sebab dalam hal makanan pasien tentu tunduk pada RS. Nah, dengan pakaian khusus ini pasien bisa melawan bau negatif rumah sakit.

Sampai saat ini memang masih konsep, jadi perlu beberapa waktu untuk mewujudkannya. Tapi Tillotson ngebut mengerjakan konsep itu dan tinggal menunggu waktu nanti kita bisa menggunakan baju aroma terapi.