Find Us On Social Media :

Rem Tanpa Kabel

By Agus Surono, Senin, 24 Oktober 2011 | 18:32 WIB

Rem Tanpa Kabel

Intisari-Online.com - Pernah mengalami kejadian yang bikin senewen dengan koneksi nirkabel? Papan ketik bluetooth tiba-tiba terputus sementara waktu, panggilan telepon yang terputus mendadak, atau jaringan WiFi yang tahu-tahu putus tanpa pemberitahuan. Nah, apa komentar Anda jika disuruh mengendarai sepeda dengan sistem pengereman wireless? Anda percaya dengan teknologi itu?Buang jauh-jauh rasa tak percaya itu sebab sistem yang sedang dikembangkan para ilmuwan komputer dari Jerman ini memiliki tingkat keandalan mencapai 99,999999999997%! Bisa dibilang antigagal. Makanya sistem ini akan dikembangkan di pesawat terbang dan pabrik kimia. Demo rem nirkabel dilakukan terhadap sepeda jenis cruiser.Sepeda itu tanpa lilitan kabel dari tuas rem ke cakram rem. Sebagai gantinya peralatan elektronik di pasang di setang, fork, dan bagian cakram. Menurut Prof. Holger Hermanns, ketua Peranti Lunak dan Sistem Andal di Saarland University, sistem ini tidak sempurna tapi berterima. Tercatat tiga kaligagal dari triliunan kali upaya pengereman. "Jaringan nirkabel tidak pernah aman dari kegagalan. Itulah kenyataan yang berbasiskan teknologi. Walaupun demikian, kecenderungan saat ini mengarah ke sistem nirkabel yang seperti rem sepeda, harus berfungsi sepanjang waktu," kata Hermanns seperti dikutip situs ZDNet.com.Hubungan antara pengirim dan penerima sinyal nirkabel ditangani dengan TDMA, MyriaNed wireless node, dan 2,4 GHz ISM band. Butuh sekitar 250 milidetik bagi sepeda untuk mengerem begitu tuas rem ditekan (150 milidetik untuk komunikasi nirkabel antara beberapa komponen tadi). Rem mencengkeram begitu sensor tekanan mengaktifkan sebuah pengirim sinyal jika tekanan ambang tersentuh. Kemudian, pengirim - yang tersimpan di kotak plastik yang dicantelkan di setang - mengirimkan sinyal gelombang radio ke penerima yang dicantolkan ke fork sepeda. Penerima ini kemudian meneruskan sinyal ke sebuah aktuator, mengubah sinyal gelombang radio menjadi tenaga mekanis yang kemudian mengunci rem cakram.Agar sistem semakin andal, pengiriman sinyal tambahan dicantelkan ke sepeda yang bertugas mengulang sinyal yang sama. Dengan cara ini, Hermanns dan timnya berharap untuk memastikan bahwa sinyal diterima penerima tepat pada waktunya. Bahkan jika sambungan menyebabkan keterlambatan atau malah gagal sama sekali. Mereka mencatat bahwa secara sederhana meningkatkan jumlah pengirim tidak mengakibatkan peningkatan keandalan. "Jika tidak dipasang dengan benar, ada kemungkinan bahwa tiga dari lima pengereman akan gagal," kata Hermanns.Fungsi tersebut dapat ditingkatkan lebih lanjut dengan mengintegrasikan anti-lock braking system dan kontrol traksi. Menurut Hermanns, hanya butuh beberapa penyetelan saja. Langkah selanjutnya adalah membawa konsep rem nirkabel sepeda ini ke pabrik rem.Jadi, masih sangsi dengan sistem wireless?