Find Us On Social Media :

Desain Mobil Memberi Nyawa

By J.B. Satrio Nugroho, Senin, 31 Desember 2012 | 15:11 WIB

Desain Mobil Memberi Nyawa

Intisari-Online.com - Bagi Anda yang tergila-gila pada dunia otomotif, terutama mobil, yang pertama dinilai dari sebuah mobil pasti tampilan fisiknya. Performa mesin menjadi penilaian berikutnya, berbarengan dengan kenyamanan yang disuguhkan.

Bagi sebagian orang lagi, tampilan menjadi urusan belakangan; fungsi yang utama, asal tidak keluar dari anggaran. Harapan tiap orang yang tidak sama membuat para pencinta mobil melahirkan berbagai jenis mobil yang dikelas-kelaskan berdasarkan ukuran, fungsi, atau bentuknya.

Bagi yang doyan memacu adrenalin dengan menggeber mobil di medan liar, ada mobil Sport Utility Vehicle (SUV) atau mobil off-road. Buat yang doyan tampilan sporty dan tenaga mumpuni, ada jenis mobil sport. Mobil niaga cocok buat mereka yang butuh angkut barang dan keperluan niaga lainnya.

Nyatanya, proses panjang corat-coret desain mobil di atas kertas sampai akhirnya melaju di jalanan itu dimulai dari penentuan kategori mobil yang ingin dibuat. Mereka yang bertanggung jawab untuk menentukan akan seperti apa “tampang” mobil terbaru, sampai detail-detail kecil eksterior dan interior, termasuk pertimbangan keamanan dan kenyamanan, ialah tim desainer mobil.

Menentukan jiwa

Untuk menentukan mobil jenis apa yang akan dibuat, satu hal yang paling penting adalah mengetahui apa yang dibutuhkan pasar otomotif. Untuk itu, dibuatlah survei. Hasil survei juga akan menentukan perihal detail mobil tersebut. “Untuk city car, misalnya, ada segmentasi lagi. Misalnya, mau seberapa besar ukuran city car dan masuk ke kelas mana,” papar Mark Widjaja, desainer mobil PT Astra Daihatsu Motor. 

Ibaratnya, survei ini untuk menentukan “jiwa” mobil ini, apakah sebagai mobil dalam kota yang bersahabat, atau mobil penggaruk lumpur yang gahar, atau juga mobil sport yang lincah. Itu tergantung kebutuhan pasar.

Setelah ditentukan, langkah berikutnya adalah styling. Pada tahap ini, dibangunlah tampilan yang menguatkan jiwa sang mobil. Bentuk muka, lampu, garis bodi, kaki-kaki, sampai detail kecil yang akan dibenamkan di mobil ditentukan di sini. “Tampilan ini juga tergantung pasar yang dituju, misalnya Indonesia, Eropa, atau Cina,” papar Mark.

Menurut Mark, orang Indonesia suka desain mobil yang mewah tapi sporty.  “Orang Indonesia itu seleranya gabungan antara mobil Eropa dan Asia,” kata Mark.

Mobil Asia, Mark melanjutkan, konsep desainnya adalah garis-garis bodi yang mencolok; tajam dan dinamis. “The art of striking lines,” Mark mendefinisikan konsep itu. Sedangkan mobil Eropa lebih menonjolkan simplisitas. Mark menyebutnya, “The art of reduction; setiap detail dibuat sangat simpel, enggak banyak garis.”

Desain simpel ala Eropa bukan berarti sesimpel harganya. “Mobil Eropa itu mementingkan sense of emotion,“ terang Mark. Jadi kalau orang melihat mobil Eropa, dia bisa jatuh cinta karena tampilan dan aura yang dipancarkan. Mobil Asia, termasuk Jepang, memang dikonsep sebagai mobil low cost. “Kalau melihat mobil Asia, yang terpikir oleh orang adalah harganya berapa, irit atau tidak,” kata Mark.

Penggabungan dua konsep tadi melahirkan konsep desain kombinasi yang sesuai dengan lifestyle orang Indonesia. “Mobil yang mengedepankan simplisitas, namun tetap mementingkan garis yang mencolok,” Mark menjelaskan. Dia beranggapan, kalau terlalu simpel mobil akan terlihat murahan. “Beda dengan mobil Eropa; garis-garisnya simpel tapi high-cost, sehingga detail-detail mewah banyak ditambahkan,” kata Mark.