Penulis
Intisari-Online.com - Para peneliti dari University of South Carolina (USC) menemukan pengaruh positif yang diperoleh dari aktivitas mem-post status di situs media sosial seperti Twitter. Kegiatan seperti itu ternyata mampu membantu dalam proses penuruan berat badan seseorang.
Meskipun kedua grup dalam penelitian, yang satu men-tweet yang satu lagi tidak, sama-sama kehilangan sejumlah berat badan saat ujicoba, individu yang aktif menggunakan Twitter cenderung untuk kehilangan lebih banyak berat badan.
Kedua grup menerima podcast yang berisi informasi mengenai nutrisi dan olahraga, tapi satu grup mencatat perkembangannya di sebuah buku, sedangkan yang lainnya menggunakan aplikasi di ponsel pintar dan Twitter.
Ketika Brie Turner-McGrievy dan rekan-rekannya di USC’s Arnold School of Public Health mengambil pendekatan yang lebih pada hasil tersebut, mereka menemukan peserta yang secara aktif men-tweet dan juga me-retweet kehilangan lebih banyak berat badan.
“Semakin banyak mereka mem-post di Twitter, semakin banyak berat badan yang mampu mereka hilangkan,” ujar Turner-McGrievy. Saat menganalisa frekuensi dan tipe post, para peneliti menemukan bahwa setiap 10 tweet berhubungan dengan hilangnya sekitar 0,5 persen berat badan.
Tujuh puluh lima persen dari 2.630 tweet dalam penelitian ini diklasifikasikan sebagai “informational,” dengan sebagian besar ditandai dari update status yang menyediakan fakta dan trik (menurunkan berat badan) baru. Contohnya “Saya menghindari mengonsumsi kue pagi ini saat sarapan!” atau “Saya menikmati Mocha tanpa krim … tidak terlalu buruk!”
Turner-McGrievy yakin anonimitas yang disediakan oleh Twitter, yakni kita dapat membuat post dengan menggunakan nama akun @POD45 dibandingkan menggunakan nama asli seperti pada Facebook, juga membawa aspek positif pada para peserta.
“Tidak seorangpun mau membicarakan tentang berat badannya secara online. Satu hal yang kami minta lakukan para peserta adalah mem-post seberapa banyak berat bada yang telah dia hilangkan pada hari Jumat setiap minggunya,” lanjur Turner-McGrievy. Ternyata beberapa orang tetap tidak mau mem-post tentang informasi tersebut, bahkan jika mereka menggunakan akun anonim. (Wired)