Penulis
Intisari-Online.com - Komputer meja (PC) dan barang elektronik lainnya mengandung bagian tak berbahaya dalam penggunaan sehari-hari. Namun, tahukah Anda jika sampah barang elektronik tak dibuang dengan tepat akan jadi beracun?
Tiap tahun negara maju seperti Amerika Serikat membuang puluhan juta PC, televisi, dan hampir ratusan juta ponsel. Sampah elektronik (e-waste) tersebut dibuang tanpa tindak pencegahan yang cukup atas komponennya yang berbahaya. Sebagian kecil e-waste dikirim ke pendaur ulang lokal. Kebanyakan dikapalkan ke pengolah rongsokan yang tak ramah lingkungan di dunia berkembang.
Jelas, ini akan berisiko tinggi bagi kesehatan masyarakat negara berkembang. Karena itu sebagai langkah antisipatif kita perlu mengenali beberapa komponen yang mengandung bahan beracun. Dalam monitor komputer dan televisi, misalnya, terdapat hingga 4 kg timah. Pemerintah pusat AS menggolongkan monitor rusak sebagai sampah berbahaya dan mengatur pengangkutannya. Monitor tipis LCD dengan cepat menggantikan monitor tabung. Bahannya kurang beracun secara keseluruhan, tetapi mengandung merkuri pada lampu yang menerangi layar dari belakang.
PC juga mengandung unsur-unsur beracun seperti timah, berilium, dan heksavalen kromium. Dioksin-dioksin dilepas jika kawat-kawat yang dilapisi PVC dibakar untuk mengekstrak tembaga. Namun teknologi-teknologi daur ulang baru - terutama di Eropa, tempat daur ulang merupakan kewajiban - membuat mendaur ulang dengan aman logam-logam berharga dalam PC-PC meningkat secara ekonomis.
Ketika para konsumen AS meningkatkan mutu-mutu barang elektronik mereka, hampir separuh model-model tua tidak dibuang. Mereka menyimpan atau menghibahkannya. Dari barang-barang elektronik yang dibuang, jumlah yang didaur ulang selalu bertambah. Tapi kebanyakan ditimbun di dalam tanah dengan sedikit bagian kecil yang dibakar menjadi abu. Selanjutnya, tentu ini akan memunculkan risiko-risiko yang mengancam kesehatan kita. Sebab lingkungan tempat kita tinggal dicemari elemen atau senyawa sampah elektronik yang membahayakan.
Oleh karena itu, marilah kita bijak menggunakan barang elektronik. Tak ada salahnya jika kita masih tetap memakai barang elektronik lama sejauh itu berguna. Juga menahan hasrat untuk selalu mengganti perangkat elektronik di rumah dengan yang baru sejauh belum diperlukan. (National Geographic)