Penulis
Intisari-Online.com - Sekilas, bentuk fisiknya seperti pesawat amfibi HU-16 Albatross yang pernah ngetren di Indonesia dulu. Tapi ini lain. Benar-benar lain. Selain karena ini bukan bikinan Amerika Serikat, dari segi mesin pun tidak sama. Ini adalah pesawat amfibi ShinMaywa US-2 buatan Jepang.
Tidak lazim memang di abad ke-21 seperti ini, masih ada beberapa negara yang mempunyai konsentrasi untuk membuat jenis pesawat amfibi. Salah satu yang tak lazim itu adalah Jepang yang dengan bangga meluncurkan pesawat dengan spesifik panjang 33,3 meter dan bentang sayap 33,2 meter.
Yang perlu diapresiasi justru ini adalah debut pertama Jepang menjual peralatan militernya ke luar negeri. Apa pasa? Pada 1967, Pemerintah Jepang membuat undang-undang yang melarang ekspor produk militer ke negara lain. Upaya ini ditempuh bisa jadi karena trauma militer yang pernah membuat Jepang remuk-redam.
Akan tetapi, seiring dengan perkembangan peta geopolitik intenasional, undang-undang itu diperingan tahun 2011. Itu artinya, perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor pertahanan di Jepang dapat bergerak dalam proyek senjata multinasional.
Selain India yang telah memastikan diri membeli 15 pesawat jenis ini dengan nilai sekitar Rp1 triliun per unit, Jepang lebih banyak mengincar negara-negara di wilayah Asia Tenggara. Alasannya kerana negara-negara di Asean relatif memiliki wilayah laut yang cukup luas. Ya, salah satunya adalah Indonesia.
Indonesia sendiri sudah lama menggunakan pesawat amfibi, baik untuk keperluan militer juga untuk kepentingan kemanusiaan. Kondisi geografis Indonesia yang bernusa-nusa dirasa sangat cocok dengan pesawat jenis amfibi, apalagi saat ada bencana. Taruhlah kebakaran 2006.
Jika dibandingkan dengan amfibi lama, ShinMaywa dianggap lebih canggih. US-2 dilengkapi dengan berbagai teknologi avionik termutakhir. Selain memanfaatkan glaas cockpit, pesawat ini juga berteknologi fly-by-light.
Spesifikasi ShinMaywa US-2
Kru : 11 orang
Panjang : 33,46 meter
Lebar sayap : 33,15 meter
Tinggi : 9,8 meter
Berat kosong : 25.630 kg
Kec. Maksimum : 560 km/jam
Kec. Jelajah : 480 km/jam
Jarak jelajah : 4.700 km
Ketinggian jelajah mak : 7.195 m
Pesawat ini juga bisa mendarat di permukaan air dengan ketinggian gelombang 1/3 dari tinggi badan pesawat. (Kompas)