Find Us On Social Media :

Apple Kalahkan Coca-Cola Sebagai Merek Paling Top di Dunia

By Ade Sulaeman, Selasa, 1 Oktober 2013 | 15:00 WIB

Apple Kalahkan Coca-Cola Sebagai Merek Paling Top di Dunia

Intisari-Online.com - Untuk pertama kalinya dalam 13 tahun sejarahnya, Interbrand memiliki pemimpin baru dalam studi tahunannya tentang merek yang paling berharga: Apple.

Produsen  iPhone berhasil menggeser Coca-Cola, yang memimpin penelitian tersebut sejak pertama kali dimulai pada 2000, dengan nilai merek yang Interbrand sebesar AS$98,3 milyar.

Temuan ini mencerminkan peningkatan pentingnya bidang teknologi dalam bisnis global dan kesadaran konsumen. Hal ini juga terlihat dari keberadaan Google di posisi kedua dengan nilai merek AS$93,3 milyar. Sedangkan Coca-Cola sendiri berada di posisi ketiga dengan nilai AS$79,2 milyar.

Tentunya tidak semua orang bernasib sebaik kedua perusahaan tersebut di dunia teknologi. Meski Samsung naik dari peringkat sembilan menjadi delapan dengan kenaikan nilai merek 20 persen kenaikan. Namun perusahaan teknologi lainnya, Intel justru mengalami  penurunan sebesar 5 persen.

Interbrand mendasarkan penilaiannya pada kombinasi kinerja keuangan perusahaan, perannya dalam mempengaruhi pilihan konsumen, dan seberapa baik merek tersebut memungkinkan perusahaan menerapkan harga premium dan menghasilkan keuntungan.

“Sering kali perusahaan mengubah hidup kita - bukan hanya dengan produknya, tapi dengan etos mereka. Inilah sebabnya mengapa ... Apple kini peringkat No 1,” ujar Jez Frampton, CEO global Interbrand dalam sebuah pernyataan.

Laporan ( PDF ) tetap menambahkan catatan penting di tengah paragraf-paragraf pujian yang berlebihan: “Fokus untuk masa depan jelas: Apple harus berhasil dalam memperlambat momentum Samsung dan menangkap booming pasar ponsel dari Cina.”

Apple telah berada di posisi kedua sejak tahun 2012 dalam studi nilai merek ini. Sedangkan Google berada di posisi keempat, IBM di posisi ketiga dan Microsoft berada di peringkat kelima.

Saat ini Samsung meraih keuntungan setelah menjadi begitu terkenal melalui konsumen elektronik dan ponsel Android mereka. Keuntungan yang menjadi pukulan bagi Intel, karena harus rela bertukar posisi dengan Samsung. (cnet)