Penulis
Intisari-Online.com -Di masa depan, jumlah angka kecelakaan lalu lintas kemungkinan akan bisa semakin ditekan. Pasalnya, mobil-mobil di masa itu akan saling dapat berkomunikasi untuk memperhitungkan jarak satu sama lain. Apabila mobil di depan memperlambat kecepatan, maka mobil di belakang akan merespons dengan reaksi yang sama. Tentu saja mobil-mobil tidak akan saling bertabrakan, bahkan sekadar bersenggolan.
Cikal bakal teknologi masa depan ini diperkenalkan oleh Toyota Motor Corporation (TMC), Rabu (20/11) kepada sejumlah wartawan yang meliput Toyota Motor Show 2013 di Tokyo, Jepang. Dengan menggunakan mobil uji Lexus GS 450h, Intisari bersama sejumlah jurnalis dari berbagai negara, merasakan sendiri teknologi yang disebut Toyota Automated Highway Driving Assist ini.
Teknologi yang rencananya baru akan dirilis empat atau lima tahun lagi ini sebenarnya terdiri atas dua sistem. Pertama, Lane Trace Control (LTC) di mana kendaraan bisa melaju tanpa keluar dari jalurnya di jalan. Sebuah sensor yang terpasang di mobil akan membaca marka jalan dan pengemudi cukup duduk manis saja. Bahkan kadang pengemudi tak harus memegang stir, mirip seperti menggunakan autopilot di pesawat terbang
Sistem kedua, Corporative-adaptive Cruise Control (C-ACC) yang memungkinkan setiap mobil berkomunikasi untuk saling menjaga jarak. Apabila mobil mempercepat atau memperlambat, maka mobil di belakangnya akan bisa menyesuaikan diri. “Jarak antar kendaraan dihitung berdasarkan waktu,” ujar Masahiro Fujita, Asisten Manajer Rekayasa Industri TMC yang mendampingi Intisari selama test drive. Misalnya, waktu itu adalah 1 detik, atau 1,5 detik, dan seterusnya.
Meski sudah serba otomatis, namun pengemudi tetap harus berhati-hati. Terutama saat melintas di persimpangan dan bertemu dengan berbagai kendaraan lain. Di sini peran pengemudi tetap bear untuk menentukan keselamatan kendaraan. Maka sistem ini akan lebih efektif jika dijalankan di jalan bebas hambatan.
Fujita mengakui, sistem ini akan percuma kalau merek-merek mobil lain tidak mengikuti. Sebab setiap mobil diharapkan akan saling berinteraksi di jalanan. Sejauh ini sudah tiga merek mobil di Jepang yang memakainya, yakni Subaru, Mazda, dan Toyota sendiri. Kelak, jika semakin banyak merek yang ikutan, bukan mustahil teknologi ini akan bisa diterapkan sepenuhnya di Jepang.
Konon, ide pengembangan Toyota Automated Highway Driving Assist ini berasal dari keluarga Toyoda sendiri, sebagai pemilik Toyota Motor Company. Idenya berasal dari ikan di kolam atau lautan yang selalu bergerak beriringan, tapi hebatnya terlihat tidak pernah saling bertabrakan. Apakah hal itu bisa diterapkan pada kendaraan? Nah, teknologi inilah jawabannya. (T. Tjahjo Widyasmoro)