Find Us On Social Media :

Ada Derita Di Balik Tas Punggung

By Agus Surono, Selasa, 12 Juli 2011 | 18:29 WIB

Ada Derita Di Balik Tas Punggung

Perhatikan saat Anda mengantar buah hati bersekolah. Ragam gaya anak membawa tas punggung (back pack)mereka. Ada yang bebannya di punggung, namun ada pula yang di pantat karena tali selempangnya terlalu panjang.Nah, mari kita tengok hasil riset dari Komisi Keamanan Produk Konsumen di AS. Sejak tahun 1996, kecelakaan akibat menggunakan backpack ternyata meningkat hingga 330%! "Mereka umumnya mengeluh sakit kepala, sakit di leher, kaku otot, tangan kesemutan, atau nyeri punggung bawah," ungkap dr. Eric Wall, ahli bedah ortopedi anak-anak di Cincinnati Children’s Hospital Medical Center, AS, yang sering menghadapi pasien anak-anak dan remaja yang membutuhkan pengobatan dan terapi akibat menggendong tas punggung.

"Itu gara-gara beban yang berlebihan. Banyak orangtua tidak menyadari bahwa begitu banyak barang dapat dimasukkan ke dalam sebuah backpack," jelas dr. Mark Goddard dari lembaga yang sama. Bisa dipahami bagaimana daya tampung tas punggung bisa begitu besar, sebab konstruksi backpack mengadaptasi tas ransel militer. Di bidang perangkat militer ransel memang paling efisien untuk membawa tetek bengek barang-barang pribadi milik prajurit. Dengan ransel punggung ini tangan mereka menjadi lebih leluasa untuk melakukan kegiatan lain, misalnya menenteng senapan, bahkan menembakkannya sekalipun.Sementara itu dari penelitian di Italia terhadap 237 responden didapati, siswa setingkat kelas VI SD biasanya membawa beban hingga 10 kg dalam tas punggungnya. Dari responden itu juga terjaring data, 46% mengeluh sakit di bagian punggung, sementara 66%-nya mengaku kelelahan. Dalam penelitian lanjutan, anak-anak dari kelompok yang merasa "kelelahan" diminta menggendong backpack-nya lebih lama dari biasanya. Hasilnya, mereka mengeluh menderita sakit punggung.Ada lagi penelitian yang dilakukan terhadap 1.126 remaja pelajar berusia 12 – 18 tahun. Mereka kebanyakan mengaku, sakit punggung terasa makin menyiksa terutama saat naik tangga, bangkit dari duduk, atau berolahraga. Setelah dicermati lebih jauh, beban yang harus ditanggung punggung mereka umumnya lebih dari 15% bobot badan (BB) mereka.Dari berbagai percobaan dan penelitian itu, Asosiasi Terapi Fisio Amerika menemukan angka ancer-ancer 15% sebagai beban maksimal yang layak dipanggul seorang anak. Artinya, berat beban tas punggung diusahakan tidak boleh lebih dari 15% dari bobot badan si anak. Barang-barang yang dimasukkan ke backpack seyogianya disusun secara menyebar, supaya beban tidak terpusat di satu bagian saja. Seimbangkan pula beban antara bagian kiri dan kanan.Nah, berkaitan dengan penyeimbangan beban itu, cara mencangklong yang benar ya kedua tali bahu dipergunakan.Tali bahu juga harus cukup kencang, agar tas "mendarat" tepat di garis pinggul dan dekat dengan pinggang. Pemakaian yang benar, sisi belakang tas rapat dengan punggung anak. Sebaiknya, tas tidak menggantung lebih dari 10 cm di bawah pinggang. Kalau menggantung terlalu rendah, itu akan menambah beban pada punggung dan bahu. Kalau itu yang terjadi, anak terpaksa harus membungkuk sewaktu berjalan.Mintalah anak untuk berhati-hati saat hendak menggendong tasnya. Badan dibungkukkan dengan menekuk kedua lutut. Jadi, bukan dengan hanya memiringkan atau membungkukkan punggung. (Sumber: Intisari)