Air laut di Laut Antartika seharusnya cukup dingin untuk membekukan darah ikan. Namun, sebuah anti pembeku alami menjaga darah ikan tetap mengalir.
Laut Antartika memiliki temperatur minus 1,8o C, lebih rendah dari titik beku darah ikan yang berkisar sekitar minus 0,9oC. Oleh karena itu seharusnya semua ikan yang ada di situ akan membeku. Nyatanya tidak.
Bagaimana ikan tetap bergerak di temperatur sedingin itu menjadi teka-teki peneliti selama lebih dari 50 tahun, sampai protein pelindung pembekuan ditemukan di darah ikan perairan dingin. Protein ini diyakini bekerja lebih baik dibandingkan antipembeku rumahan yang menjaga ikan tetap segar. Namun bagaimana mekanisme kerja protein ini masih belum jelas.
Untuk menemukan jawaban itu, ilmuwan mempelajari protein antipembeku ikan gigi Antartika (Dissostichus mawsoni) dari perairan Antartika yang tertangkap saat ekspedisi Antartika.
Ilmuwan menggunakan teknik khusus untuk mencatat gerakan molekul air yang tercampur dengan protein antipembeku. Adanya protein ini ternyata membuat molekul air lebih aktif bergerak dibandingkan dengan molekul sejenis tanpa ada cawe-cawe molekul antipembeku. Artinya, molekul antipembeku mengganggu molekul air sedemikian rupa sehingga mereka tidak bersatu dan membentuk kristal es.
"Gerakan itu membentuk tarian yang lemah gemulai," kata anggota tim Martina Havenith dari Ruhr University Bochum di Jerman seperti dikutip Livescience.