Penulis
Intisari-Online.com - Laut yang tenang akan membuat paus lebih tenang. Sebaliknya, apabila berada di kondisi yang bising, paus cenderung mengalami stres.
Kesimpulan itu diperoleh melalui penelitian yang dilakukan New England Aquarium. Penelitian ini sendiri dilakukan di Teluk Fundy, pantai timur Kanada. Dari penelitian itu ditemukan bahwa saat di Teluk Fundy berlalu lalang kapal-kapal yang berlayar, maka paus Eubalaena glacialis (Right Whales) mengalami stres. Parameter stres dilihat dari tingkat hormon dalam kotoran paus tersebut.
Waktu peneltian dilakukan pada bulan September 2011. Dengan berpatokan pada peristiwa 9/11 (runtuhnya menara WTC), diketahui bahwa pada sebelum 9/11 ketika kapal masih berlalu-lalang dalam jumlah banyak, paus mengalami stres berat. Namun, setelah 9/11 ketika lalu lintas kapal berkurang, tingkat stres yang dialami paus berkurang.
Temuan ini dapat menjadi salah satu alasan mengapa paus Eubalaena glacialis yang menghabiskan sebagian besar hidup mereka di Teluk Fundy cenderung lebih sulit melakukan reproduksi. Tidak seperti paus sejenis yang tinggal di kutub utara. Selain sulit bereproduksi, kondisi stres ini juga dapat membuat paus rentan terhadap penyakit.
Penelitian sebelumnya menemukan bahwa paus memberikan tanggapan terhadap suara di bawah air yang ditimbulkan oleh kapal-kapal yang memiliki frekuensi sama dengan frekuensi suara paus. Ketika lingkungan sekitar bising, otomatis mereka akan mengeluarkan suara yang lebih keras dalam berkomunikasi dengan sesamanya. Dapat disimpulkan bahwa paus memberikan respon berupa stres secara fisiologis ketika lingkungan sekitarnya berisik.
Jadi, jangan pernah berisik apabila di dekat Anda terdapat paus, ya.