Find Us On Social Media :

Makan Sendiri Bikin Bayi Sehat

By J.B. Satrio Nugroho, Senin, 13 Februari 2012 | 09:28 WIB

Makan Sendiri Bikin Bayi Sehat

Intisari-Online.com - Hasil penelitian di The University of Nothinghamyang dan dipublikasikan di BMJ Open ini meneliti pengaruh gaya penyapihan orangtua kepada bayinya terhadap kecenderungan makanan kesukaan anak dan Indeks Massa Tubuh (IMT) anak. Penelitian ini melibatkan 155 balita dan orangtuanya.

“Meskipun banyak penelitian telah menitikberatkan pada kapan saatnya makanan padat diberikan kepada anak, namun kami melihat adanya korelasi antara metode penyapihan bayi dengan pilihan makanan anak dan kesehatan si anak,” kata Dr. Ellen Townsend, koordinator penelitian ini. Mereka menyebutkan bahwa hasil penelitian ini merupakan yang pertama kali dilakukan, dengan melihat metode penyapihan dan pengaruhnya kepada makanan kesukaan anak dan kesehatannya di kemudian hari.

Penelitian ini menemukan beberapa data yang menarik. Cara makan bayi mempunyai pengaruh terhadap pemilihan makanan kesukaannya. Bayi dengan model penyapihan mandiri, yaitu dengan memberikan makanan padat untuk dimakan sendiri cenderung memilih makanan sehat, seperti karbohidrat.

Untuk merekrut objek studi mereka, para peneliti mencari orangtua yang memiliki anak usia 20 bulan sampai 6,5 tahun dari berbagai klinik kesehatan bayi dan berbagai website yang relevan. Orangtua setuju dilibatkan dalam penelitian tersebut, dan mengisi kuesioner mengenai pengalaman menyapih anak bayi mereka. Dari 155 bayi yang dijadikan objek penelitian, 92 menggunakan model penyapihan mandiri, ketika sang anak mulai dikenalkan makanan padat dan memakan sendiri makanannya dengan tangan setelah berusia 6 bulan. Enam puluh tiga bayi lainnya menggunakan metode tradisional, makan bubur dengan sendok, dengan peningkatan kepadatan bubur seiring si anak tumbuh.

Penelitian ini juga memetakan makanan kesukaan bayi, berupa 151 kategori makanan yang mengandung karbohidrat, protein, dan susu. Juga diukur frekuensi bayi mengonsumsi makanan tersebut, serta hubungannya dengan usia.

Di antara dua kelompok dengan gaya penyapihan yang berbeda ini, perbedaan signifikan tampak dalam pemilihan makanan: Bayi yang makan sendiri lebih memilih karbohidrat daripada yang disuapi dengan sendok. Bahkan, faktanya penelitian menunjukkan bahwa karbohidrat adalah yang paling sering dipilih bayi untuk makan secara mandiri, sedangkan bayi di kelompok kedua cenderung memilih makanan manis.

Para psikolog percaya, dengan memahami faktor yang berperan dalam pemilihan makanan sehat semenjak usia dini, bisa membuat anak lebih menyukai makanan sehat, yang akan berpengaruh terhadap sehatnya pertumbuhan anak. Anak yang lebih memilih makanan dengan kandungan karbohidrat –yang merupakan nutrisi penting untuk pertumbuhan, bisa mengurangi kesukaan anak terhadap makanan yang manis, seperti lazimnya. Mengonsumsi makanan manis yang berlebihan pada usia dini bisa memicu kegemukan dan pola makan yang tidak sehat bagi si anak.

Hasil penelitian ini menunjukkan juga bahwa gaya menyapih anak berpengaruh pada makanan kesukaan anak dan juga akhirnya berdampak pada kesehatannya. Para peneliti ini juga menganjurkan supaya para orangtua mulai membiasakan anaknya makan sendiri sejak dini, sekitar usia 6 bulan.

Dengan memberi makanan padat yang bisa dipegang dan mudah dimakan, diharapkan para anak bisa lebih menyukai makanan sehat, yaitu yang banyak mengandung karbohidrat, unsur penting untuk pertumbuhan anak. Kebiasaan itu akan terbawa sampai mereka dewasa. Selain itu, para peneliti juga berpendapat bahwa temuan ini bisa menjadi pemutus rantai kegemukan pada anak-anak di masa yang akan datang.