Penulis
Intisari-Online.com - Orang yang bekerja lembur mungkin memiliki kesempatan lebih besar mengalami depresi. Setidaknya, itulah yang terungkap dari sebuah penelitian baru di Inggris. Penelitian tentang pegawai negeri di Inggris menemukan bahwa mereka yang bekerja lebih dari 11 jam per hari hampir dua setengah kali lebih mengalami gejala depresi daripada orang yang bekerja tujuh atau delapan jam per hari.Dialah Dr Marianna Virtanen, seorang profesor di Finnish Institute of Occupational Health yang mengadakan penelitian tersebut. "Saya melakukan sebuah pengamatan sehari-hari. Bahwa banyak orang bekerja dengan jam kerja yang berlebihan dan saya pikir mungkin bisa dipelajari, apakah ada efek sampingan yang berkaitan dengan itu," ujarnya, seperti dikutip dalam myhealthnewsdaily.com.Dalam penelitian sebelumnya, Virtanen menunjukkan hubungan antara jam kerja panjang dan gangguan tidur, tekanan psikologis, dan kecemasan. "Ini mungkin tanda-tanda awal atau ada kaitannya dengan depresi," katanya.Para peneliti menganalisis data dari sekitar 2.000 orang paruh baya yang berpartisipasi dalam penelitian Whitehall II, sebuah penelitian jangka panjang dari pegawai negeri Inggris yang dimulai pada tahun 1985. Penelitian ini melibatkan orang yang tidak melaporkan depresi dalam fase awal penelitian dan yang bekerja penuh waktu.Secara umum, penelitian ini menjelaskan bahwa orang-orang yang berhubungan dengan relasi dan memegang pekerjaan yang lebih tinggilah yang bekerja dalam hitungan jam paling lama. Meskipun demikian, wanita muda dengan posisi pekerjaan yang lebih rendah juga berisiko. Para peneliti mengambil faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi kemungkinan depresi seseorang bertambah, termasuk usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, konsumsi alkohol dan kesehatan fisik."Saya tidak terkejut dengan temuan ini," kata Ronald Burke, seorang guru besar di York University di Kanada yang mempelajari kesehatan, intensitas pekerjaan, dan kecanduan kerja. "Jam kerja panjang membuat orang menjauh dari kegiatan yang berkontribusi terhadap kesehatan psikologis. Misalnya, keluarga, teman, masyarakat, rekreasi, pengembangan diri, dan pemulihan."