Penulis
Intisari-Online.com - Tumpahan minyak biasanya mengakibatkan kerusakan yang sangat parah. Pencemaran yang terjadi mengakibatkan matinya hewan ataupun tumbuhan di sekitar lokasi tumpahan minyak. Begitu juga saat terjadi kebocoran minyak di Teluk Meksiko, tahun 2010.
Namun, beberapa biota berhasil pulih dari bencana kebocoran minyak terbesar dalam sejarah Amerika Serikat tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan University of Houston, kepiting, serangga dan laba-laba di sekitar rawa Teluk Meksiko berhasil pulih dari pencemaran tersebut.
Bencana kebocoran minyak di Teluk Meksiko memang dianggap memberikan kerusakan yang parah bagi lingkungan di wilayah pesisir sekitarnya. Untuk itulah Brittany McCall dan Steven Pennings mempelajari artropoda (hewan yang badannya berbuku-buku) darat dan invertebrata laut di area yang dianggap terkena pencemaran dalam kadar yang rendah, namun tumbuhan-tumbuhannya tidak mengalami kerusakan bahkan dapat dikatakan sehat.
Di area ini pula ditemukan data bahwa kepiting, laba-laba, dan serangga di sana terkena dampak pencemaran sehingga mengurangi populasinya hingga 50 persen. Temuan ini sebenarnya terasa wajar karena artropoda pada dasarnya memang sangat mudah terkena dampak pencemaran. Hanya saja, asumsi bahwa mereka dapat tetap hidup selama tumbuhan di sekitarnya juga masih hidup tidak dapat dianggap benar 100 persen.
Hanya beberapa tumbuhan, tentu saja yang masih hidup, yang memiliki peran dalam proses pemulihan artropoda-artropoda tersebut. Ketika para peneliti ini mengambil sampel di area ini, mereka menemukan bahwa ketiga kelompok artropoda tadi berhasil pulih apabila tumbuhan inangnya tetap tumbuh dengan baik.
Walaupun beberapa hewan tadi memang mampu pulih sendiri, kerusakan yang diakibatkan pencemaran kebocoran minyak tidak dapat dipandang sebelah mata. Selain itu, kerusakan yang ditimbulkan pun tidak dapat dihitung secara pasti besar biaya lingkungannya, karena tidak mungkin melakukan simulasi pencemaran dalam takaran (kerusakan) yang sama. (ScienceDaily)