Find Us On Social Media :

Ginkgo Biloba Sebagai Obat Pikun

By Agus Surono, Kamis, 22 Maret 2012 | 11:00 WIB

Ginkgo Biloba Sebagai Obat Pikun

Intisari-Online.com - Ekstrak daun Ginkgo biloba L dapat mendobrak kemacetan sirkulasi darah ke otak. Orang yang tadinya mulai sering lupa karena kemacetan darah itu, tidak jadi pikun, kalau minum ekstrak daun ini. Jika belum percaya, perlu Anda buktikan sendiri.

Lupa itu memang menjengkelkan. Sudah hampir ingat pada sesuatu yang ingin dikatakan, tetapi otak tetap diblok, tidak ingat lagi. Kalau ini terjadi hanya kadang-kadang saja, orang masih belum panik. Tetapi kalau itu terjadi berkali-kali dalam waktu singkat orang mulai prihatin.

Laris manis

Di Jerman, "penyakit" lupa dicegah dengan ekstrak daun Ginkgo biloba yang khasiatnya sudah diteliti sejak tahun 1960. Ditemukan bahwa ekstrak itu membantu kelancaran peredaran darah perifer di daerah akral (anggota badan) yang jauh dari jantung, seperti ujung jari, ujung kaki, daun telinga. Kelancaran ini membuat orang segar kembali dan tidak lekas capek. Apakah dengan itu "penyakit" sering lupa juga bisa disembuhkan?

Beberapa peneliti obat di Jerman menyimpulkan "Ya". Tetapi rekan-rekannya di Amerika Serikat, "Tidak". Walaupun begitu, para penganut di kubu Jerman yakin bahwa daerah otak juga terkena imbasnya, melihat kebugaran jasmani yang diperoleh membuat orang yang bersangkutan juga berpikiran jernih. Ingatan dan konsentrasi berpikir yang tadinya amburadul niscaya juga diperbaiki.

Ekstrak itu kemudian diakui oleh pemerintah Jerman sebagai obat pikun, dan disetujui untuk dilempar ke tengah masyarakat. Dicetak sebagai tablet dan dragee, ekstrak yang sudah dikeringkan itu dipasarkan dengan berbagai merek di pasar swalayan. Jutaan butir ditelan setiap hari oleh para manula Jerman yang dalam usia senjanya masih ingin tetap bugar dan tidak ingin sebentar-sebentar lupa, sebentar-sebentar lupa.

Uji coba yang sudah dilakukan di New York Institute for Medical Research menunjukkan ekstrak Ginkgo murni dengan nomor pendaftaran obat Egb 7 61 buatan Jerman, memang benar berkhasiat terhadap pasien penyakit Alzheimer, tetapi kerjanya lamban sekali. Enam bulan sampai satu tahun baru tampak ada efeknya. Khasiatnya hanya tampak pada orang-orang tertentu.

Penelitian itu menimbulkan kontroversi. Mengapa meneliti obat pikun saja kok sampai meneliti khasiatnya terhadap penyakit Alzheimer? Penyakit ini 'kan lebih parah daripada penyakit cuma sering lupa.

Ternyata, alasannya karena penyakit Alzheimer sudah ada uji standarnya yang bisa dipakai untuk mengukur kesembuhan. Sedangkan "penyakit" sering lupa tidak ada.

Pasien percobaan yang sudah diberi Ginkgo selama 52 minggu ternyata hanya 27% yang memperoleh kesembuhan sebanyak 4 poin dalam skala pengukur penyakit Alzheimer. Yang diukur ialah memori, penalaran, dan tingkah laku menjaga diri. Padahal daun Ginkgo itu di Jerman tidak dimaksudkan untuk menyembuhkan penyakit Alzheimer, melainkan mengembalikan kebugaran tubuh saja, termasuk otak, sehingga mencegah penurunan daya ingat.

Sementara penelitian masih dilanjutkan di Amerika, ekstrak Ginkgo dalam berbagai kepekatan, kemurnian (dicampur dengan tanaman lain, bahkan ada yang diberi protein, vitamin, dan mineral) sudah beredar luas di Eropa dan Amerika.

Hanya kekurangan oksigen