Pemanasan Global Semakin Mengancam!

Nur Resti Agtadwimawanti

Penulis

Pemanasan Global Semakin Mengancam!

Intisari-Online.com - Beberapa dari Anda mungkin merasakan rasa gerah yang sangat terasa beberapa hari terakhir ini, bahkan bagi yang tinggal di dataran tinggi sekali pun! Isu tentang perubahan iklim nyatanya tak main-main. Kita bisa saja acuh pada isu ini, tapi lambat laun kita pula yang akan merasakan akibatnya.

Dalam United Nation Framework Convention on Climate Change, perubahan iklim bisa diartikan sebagai perubahan-perubahan yang terjadi pada iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia, baik yang sifatnya langsung atau tidak langsung terhadap komposisi atmosfer global yang berdampak pada variabel-variabel iklim dalam satu kurun waktu tertentu.

Dekade belakangan ini muncul cuaca ekstrim yang belum pernah terjadi sebelumnya. Para ilmuwan dari Potsdam Institute for Climate Impact Research (PIK) di Jerman berpendapat bahwa pengaruh tingginya cuaca yang ekstrem bukanlah suatu kebetulan. Dari sekian peristiwa tunggal yang terjadi ternyata memberikan pola tertentu. Setidaknya, curah hujan ekstrim dan gelombang panas terkait dengan pemanasan global yang disebabkan oleh manusia tampak begitu jelas. Seperti dilansir dari sciencedaily.com, Para ilmuwan menunjukkannya dalam analisis baru dari bukti ilmiah dalam jurnal Nature Climate Change.

Pemanasan global ini terjadi akibat berlebihnya konsentrasi gas rumah kaca. Nah, gas rumah kaca ini adalah komponen-komponen berfasa gas yang berada di atmosfer, baik yang berasal dari fenomena alam maupun yang berasal dari kegiatan manusia, yang menyerap dan melepaskan kembali radiasi infra-merah.

Cuaca ekstrem sepertinya tampak begitu jelas di berbagai belahan dunia. Pada tahun 2011, AS dilanda 14 kejadian cuaca ekstrem yang menyebabkan kerusakan lebih dari AS$ 1 miliar. Jepang juga dilanda curah hujan yang berlebih, sementara Sungai Yangtze di Cina mengalami kekeringan.

Tah hanya itu, tahun-tahun sebelumnya pun beberapa bagian dunia mengalami cuaca ekstrem. Misalnya, pada tahun 2010, Rusia mengalami musim panas yang terpanas, sementara di Pakistan dan Australia memecahkan rekor dalam hal jumlah curah hujan. Pada 2003, musim panas di Eropa adalah yang terpanas, setidaknya setengah milenium ini. Sementara itu, pada tahun 2002, stasiun cuaca Zinnwald-Georgenfeld mengukur bahwa lebih banyak hujan turun dalam satu hari dibandingkan kondisi sebelumnya di Jerman. Inilah apa yang terjadi kemudian, yaitu banjir terburuk dari Sungai Elbe.

"Pertanyaannya adalah apakah cuaca ekstrem merupakan kebetulan atau akibat dari perubahan iklim?," kata Dim Coumou, penulis dalam jurnal tersebut. "Ini bukan masalah ya atau tidak, tapi soal probabilitas," jelasnya. Menurutnya, tingginya kejadian-kejadian cuaca ekstrem yang muncul tidak lagi normal.

Nah, sudah sewajarnya kita melindungi Bumi kita. Dengan berpartisipasi dalam pencegahan pemanasan global tentu akan memberikan kebahagiaan bagi kehidupan manusia. Pun, Bumi kita semakin tua. Jaga Bumi, kita pun bahagia!