Penulis
Intisari-Online.com - “Tekan tanda pagar untuk berbicara dengan operator.” Kira-kira begitulah perintah merdu dari mesin penjawab telepon otomatis yang menghubungkan penelepon dengan operator atau pesawat lain. Pagar (#), simbol pada tombol yang terletak di sudut kanan bawah cakra angka pesawat telepon. Bentuknya berupa gabungan dua garis horizontal dan vertikal memang mirip seperti pagar. Beberapa orang lain justru mengiranya sebagai lambang permainan tic-tac-toe atau yang disini biasa disebut ‘x dan o’.Akan tetapi siapa menyangka kalau nama aslinya jauh berbeda dari julukannya yang sekarang beredar. Octothorpe, begitulah julukan resmi si pagar. Dipatenkan oleh Laboratorium Bell pada tahun 1973, octothorpe menjadi simbol penghubung antarmuka antara telepon dengan komputer. Jangan lupa juga kalau Laboratorium Bell adalah milik sang penemu telepon praktis pertama, Alexander Graham Bell.Tentang siapa yang mencetuskan nama itu pertama kali masih menjadi perdebatan, bahkan di kalangan para peneliti Laboratorium Bell. Ralph Carlsen, salah seorang peneliti di Laboratorium Bell menyebut seniornya, Don Macperhson, sebagai pemberi nama. Sedangkan Douglas A. Kerr, junior Ralph, justru menyebut C. Schaak dan Herbert T. Uthlaut sebagai pemberi nama pertama, dan mengatakan bahwa awalnya si pagar disebut octatherp dan bukan octothorpe. Wah membingungkan!Namun dari kedua versi sejarah pemberian nama tersebut, versi Don Macpherson-lah yang paling unik. Nama ‘octo’ diambilnya, karena simbol tersebut memiliki delapan titik atau delapan kaki. Sedangkan kata Thorpe diambil dari nama belakang atlet pemenang medali emas pada Olimpiade tahun 1912, Jim Thorpe. Don memang nge-fans berat dengan Jim, sampai-sampai ia mengabadikan namanya dalam simbol.Layaknya artis, # makin terkenal karena mudah diingat. Akibatnya, ia tidak hanya nampang di cakra bilangan telepon saja. Lambat laun mulai banyak julukan dan fungsinya. Warga Amerika Serikat misalnya, menggunakan # sebagai ukuran berat dan menjulukinya ‘pound’ atau pon. Selain itu mereka juga menggunakan # untuk merujuk pada urutan posisi. Misalnya saja #1 menunjuk pada posisi nomor 1, #2 pada posisi nomor 2, dst.Walau sama-sama wong londo, Inggris juga punya julukan sendiri bagi #. Mereka menyebutnya si pagar dengan julukan hash, karena simbol itu juga digunakan banyak untuk bahasa program komputer. Yang lebih aneh, British Post Office dan British Telecom sebagai perusahaan penyedia jasa telekomunikasi malah menyebut # sebagai square atau kotak. Fungsinya pun jadi spesial! Contohnya, bila Anda ingin dibangunkan pukul 7.30, maka cukup tekan *55*0730#, maka British Telecom akan membangunkan Anda tepat pada jam itu. Praktis!Lain di barat, maka lain pula di timur. Masyarakat Cina menyebut # sebagai jing, karena bentuknya yang mirip dengan karakter Cina yang berarti sumur air. Sedangkan masyarakat Cina yang fasih berbahasa Inggris justru menyebut # sebagai cross atau salib! Lucunya lagi, masyarakat Malaysia menjuluki si pagar dengan sebutan hex. Ini makin membingungkan karena hex seharusnya merujuk pada angka 6, bukan 8.Penggunaan paling umum dan wajar dari simbol # ada dalam ranah musik. Tentu kita kenal dengan sebutan kres atau sharp. Ya, dalam notasi musik, si pagar berguna untuk menaikkan ½ nada pada sebuah not. Tapi seiring waktu, bentuknya mulai dimodifikasi menjadi lebih miring dari # pada umumnya. Untuk mengurangi kebingungan tampaknya.Bagi para programmer Unix, simbol # sudah bagai teman akrab. Dalam bahasa pemograman Unix, simbol # dipakai sebelum simbol ‘!’ seperti #! misalnya. Skrip atau perintah ini biasa disebut oleh mereka sebagai shebang atau shabang. Julukan shebang dan shabang bukan berasal dari judul lagu "She Bang" yang dipopulerkan Ricky Martin lo! Melainkan berasal dari pemendekan kata SHArp bang atau haSH bang.Saking terkenalnya si pagar, sampai-sampai ia juga merambah ke dunia catur. Dalam permainan catur, simbol # untuk menyatakan skak-mat. Ia mengganti simbol skak-mat terdahulu yaitu ++. Begitulah si pagar yang ternyata punya banyak julukan dan fungsi. Berkat tanda inilah kita bisa menikmati banyak hal dan dekat dengan operator. “Halo operator?” (*)