Penulis
Intisari-Online.com – Mulanya adalah sebuah logika sederhana: kalau untuk membuat tulang sehat dibutuhkan kalsium, tentu orang yang sering mengasup produk susu akan mempunyai tulang yang kuat. Tapi mengapa cedera retak pada panggul amat jarang ditemukan di Singapura dan banyak menimpa masyarakat Skandinavia? Padahal, di Singapura kaum dewasanya tidak terbiasa minum susu sementara di Skandinavia masyarakatnya penggemar produk susu. Pertanyaan sederhana ini menjadi pembuka yang menarik dalam artikel di majalah Newsweek berjudul The Nature of Nutrients.
Berkat jasa kalsium dan kawan-kawan
Kalau tulang kita kuat, kita ternyata harus berterima kasih juga kepada fosfor dan magnesium, selain kalsium. Tapi trio mineral ini masih memerlukan bantuan protein untuk membangun kerangka dasar tulang, vitamin K yang memelihara protein-protein pembangun itu, vitamin D untuk menyerap kalsium dan aktivitas olahraga untuk merangsang sel-sel pembangun tulang. Dari pemahaman ini barulah para ahli manggut-manggut mengerti, mengapa terjadi paradoks di atas. Singapura yang ada di wilayah tropis berlimpahan dengan sinar matahari, sumber utama vitamin D, sementara tidak demikian Skandinavia.
Peran kalsium tidak terbatas di seputar tulang. Ia juga amat penting dalam pengiriman impuls saraf, menjaga agar detak jantung tetap teratur, pengeluaran hormon dan mengaktifkan enzim. Bahkan ia diduga berperanan pula melindungi kita dari kanker usus.
Vitamin D, reseptornya di mana-mana
Tentang halnya vitamin D, salah sekali kalau kita memberinya penghargaan hanya karena perannya dalam penyerapan kalsium untuk pembentukan tulang. Vitamin D yang cukup ternyata menekan kemungkinan kanker usus dan payudara, maupun kanker prostat dan rahim. Kecukupan vitamin D juga berarti kecilnya risiko penyakit-penyakit autoimun (diabetes tipe 1, juga multiple sclerosis). Sementara risiko penyakit jantung diperkecil, fungsi paru pun makin oke. Mengingat jaringan di seluruh tubuh kita mempunyai reseptor vitamin D, Dr. Michael Holick dari Boston University bahkan meyakini, “Untuk apa ada reseptor, kalau tidak ada tujuannya?” Hanya saja, para ilmuwan belum mengungkap manfaat-manfaatnya yang lain.
Pupuk bagi otak
Khasiat asam lemak tak jenuh omega-3 sudah sering kita dengar. Anda yang telanjur sangat antilemak barangkali perlu diingatkan bahwa 60% dari otak kita terdiri atas lemak. Agar otak dapat berfungsi dengan optimal, diperlukan bantuan omega-3. Ia membantu membangun membran sel, mendorong diproduksinya bahan kimia otak serotonin dan menambah jumlah sambungan antara neuron. “Fungsinya seperti pupuk bagi neuron,” ujar Dr. Joseph Hibbeln, psikiater di National Institute of Health di AS.
Asam lemak tak jenuh omega-3 yang paling bermanfaat bagi kita adalah yang berupa EPA dan DHA yang dapat ditemukan dalam makanan laut dan telur yang diperkaya dengan omega-3. Asosiasi Jantung Amerika menganjurkan untuk makan ikan laut yang berlemak paling tidak dua kali seminggu untuk mencegah penyakit jantung.
Berita bagus bagi penderita DM
Mineral kromium sudah lama diketahui terlibat dalam metabolisme gula. Tapi apa persis perannya, belakangan ini mulai tersingkap. Kemungkinan besar mineral ini membantu para penderita diabetes atau calon penderita dalam meningkatkan kepekaan tubuh mereka akan insulin. Caranya, ia menambah jumlah reseptor insulin dalam sel dan juga menggiatkan reseptor-reseptor itu. Untuk mendapatkan pasokan mineral ini, makanlah brokoli dan apel
Kalium yang juga banyak perannya
Walaupun belum terlalu terkenal seperti omega-3, mineral yang satu ini amat efektif dalam menolong menurunkan tekanan darah. Ia juga mencegah terbentuknya batu ginjal dan denyut jantung yang tidak teratur. Di dalam darah ia menetralisir asam-asam “nakal” yang mencuri simpanan kalsium untuk cadangan bagi tulang. Pasokan kalium yang tinggi dapat diperoleh dari pisang, jambu klutuk, avokad, ubi jalar, daun pepaya muda dan bengkuang.
Memang benarlah, manfaat vitamin dan mineral tak dapat dikotak-kotakkan. Sinergi mereka yang indah berperan penting bagi kesehatan kita. Selain olahraga teratur, agaknya pola makan sehat dengan gizi seimbang sungguh-sungguh vital.
Vitamin B12
Temuan: melindungi saraf otak. Menurut penelitian, manula dengan tingkat kadar B12 rendah hasil tes memorinya juga rendah. Tapi orang-orang tua memang sulit menyerap vitamin B12. Sumber: daging dan produk susu.
Asam folat
Temuan: bila diminum dalam masa kehamilan, dapat mencegah kecacatan pada janin. Suplemen asam folat dapat membantu mencegah kanker usus besar dan Alzheimer. Sumber: sayur kacang-kacangan (buncis atau kancang panjang), kacang-kacangan, bayam, brokoli dan jeruk.
Vitamin B6
Temuan: vitamin-vitamin B menurunkan kadar homosistein, zat yang berkaitan dengan kerusakan pembuluh arteri. Tapi para peneliti belum bersepakat apakah benar suplemen vitamin B dapat mengurangi risiko penyakit jantung. Sumber: daging sapi, ayam, ikan, kacang-kacnagan, tahu, dan produk kedelai, pisang, semangka.
Vitamin C
Temuan: ada penelitian yang membuktikan pola makan yang kaya vitmain C dapat mengurangi risiko terkena kanker. Sayangnya, tidak semua penelitian sepakat dengan kesimpulan ini. Betapapun, suplemen vitamin C dikatakan dapat menurunkan risiko katarak. Sumber: jeruk, jambu klutuk, brokoli, kol, dan stroberi.
Vitamin A
Temuan: melindungi mata. Beberapa penlitian menunjukkan pola makan tinggi karotenoid (pembentuk vitamin A) mengurangi risiko katarak. Tapi banyak orang justru kebanyakan vitamin A dari suplemen yang malah dapat merusak tulang. Sumber: wortel, ubi, dan mangga.
Vitamin E
Temuan: menetralisir molekul yang dapat merusak sel. Ada penelitian yang menunjukkan vitamin E melindungi pria dari kanker prostat dan mungkin mencegah atau menunda Alzheimer. Sumber: yang terbaik adalah minyak sayur termasuk minyak jagung. Juga sayuran hijau, kacang-kacangan, biji-bijian, juga avokad.
Magnesium
Temuan: beberapa penelitian menunjukkan mineral ini membantu melindungi jantung dan menurunkan tekanan darah tinggi. Sumber: sayuran hijau seperti brokoli dan bayam, makanan laut, telur, daging sapi, pisang, dan sayur kacang-kacangan (kacang merah, kacang tolo, kacang kedelai). (Menu Sehat)