Penulis
Intisari-Online.com - Bagaimana kita beradaptasi dengan suhu lingkungan yang semakin tinggi? Bagaimana caranya membuat nyaman ketika kita sedang berada di luar rumah?Menurut Dr. David Claypool, MD, asisten profesor di Mayo Clinic, seperti dilansir dari huffingtonpost.com, jika tubuh kita tidak menyesuaikan diri dengan suhu yang naik tajam, bisa jadi kita rentan sakit. Itu karena suhu masih dapat mempengaruhi tubuh kita. "Panas dan dingin mempengaruhi fisiologi," kata Claypool. Penyakit yang terkait dengan serangan panas ini, antara lain kram panas (yang mungkin terjadi saat kita berolahraga di saat suhu sedang panas) dan edema panas (pembengkakan karena suhu), hingga serangan stroke fatal.Secara umum, tubuh kita melakukan pekerjaan yang cukup baik dalam menyesuaikan diri dengan panas. Namun, kita harus memberikan kesempatan kepada tubuh untuk beradaptasi. National Institutes of Health mencatat bahwa berkeringat adalah cara tubuh kita untuk mendinginkan dirinya sendiri.Baik yang sangat muda maupun yang sangat tua sangat rentan terhadap fluktuasi temperatur yang ekstrim. Mungkin juga rentan pada risiko terhadap penyakit yang berhubungan dengan panas. Penyebabnya, karena mekanisme pertahanan kedua kelompok - umumnya belum matang pada yang muda atau aus pada orangtua - membuat mereka kurang tahan terhadap temperatur ekstrim. Anak kecil juga mungkin tidak menyadari tanda-tanda penyakit panas dan tidak memiliki pengetahuan untuk berhenti dan pergi ke tempat yang lebih dingin.Centers for Disease Control and Prevention menyarankan bahwa ketika kita berada di luar yang suhunya sedang panas, pastikan untuk mendapatkan banyak cairan. Bahkan ketika kita sedang tidak berolahraga. Selain itu, penting untuk mengenakan pakaian yang dapat melindungi kulit dari sinar ultraviolet (UV) matahari. Sinar UV ini dapat membakar kulit. Nah, tentu saja, sebaiknya kita keluar ruangan hanya ketika suhu tidak berada di posisi tertingginya.