Find Us On Social Media :

Paduan Jelaga dan Duri Pohon Jeruk

By Agus Surono, Jumat, 31 Agustus 2012 | 07:00 WIB

Paduan Jelaga dan Duri Pohon Jeruk

Intisari-Online.com - Zaman dahulu, tato Dayak dibuat dengan memanfaatkan sumber daya sekitar. Sebagai pewarna, jelaga dari lampu pelita (lampu teplok) atau arang periuk serta kuali, dikumpulkan dan dicampur dengan gula. Bahan-bahan ini diaduk sedemikian rupa.

Lalu alat apa yang digunakan untuk merajahnya? Duri pohon jeruk! Ya, si tukang tato akan memilih duri pohon jeruk terbaik, yang ukurannya cukup panjang dan tingkat ketajamannya memadai. Duri bisa digunakan langsung atau dijepitkan ke setangkai kayu untuk pegangan sehingga menyerupai palu. Nah, duri pohon jeruk itu dicelupkan pada “tinta” berbahan jelaga dan gula, kemudian mulailah si tukang tato merajah dengan menusukkan duri ke kulit sesuai motif yang diinginkan.

Bisa dibayangkan, tertusuk duri pohon jeruk tanpa sengaja saja sudah sakit. Bagaimana jika sengaja ditusuk dengan jumlah tusukan yang sangat banyak? Jika motifnya rumit, proses perajahan bisa memakan waktu seharian. Bekas tusukan di kulit mengeluarkan darah, bengkak, dan bisa menyebabkan demam 1 hingga 2 hari!

tukang sebelumnya 

cc

dandan warna-warni  dan tintanya

Dalam hal motif, tato tradisional penuh simbol dan filosofi. Mitologi Dayak dalam sketsa menampilkan sosok-sosok mahluk hidup dalam bentuk abstrak, sehingga sepintas tidak terlalu mudah dipahami. Penempatan suatu motif di suatu bagian tubuh, juga memiliki makna tersendiri.