Lengketnya Teflon Antilengket

Nur Resti Agtadwimawanti

Penulis

Lengketnya Teflon Antilengket

Intisari-Online.com - Ada telur mata sapi berlari-lari, terpeleset ke sana kemari di permukaan licin panci penggorengan. Masih ingat iklan produk unggulan penggorengan berlapis teflon yang dijamin antilengket? Pertanyaannya kemudian, bagaimana teflon bisa menempel ke peralatan itu?

Teflon, lapisan antilengket pada panci atau wajan, merupakan pemegang gelar pada Guinness Book of World Records sebagai bahan terlicin di Bumi. Secara kirnia teflon tidak akan berikatan dengan apa pun, tetapi bisa dipaksa berikatan secara mekanis dengan lekukan atau guratan kecil. Maka, proses pembuatannya dengan menyemprot permukaan licin wajan dengan pasir bertekanan tinggi, dilapisi primer. Kemudian teflon dilapiskan pada primer itu.

Ilmuwan DuPont, Dr. Roy Plunkett, secara tidak sengaja menciptakan teflon pada 1938 ketika berusaha menemukan gas pendingin yang lebih baik daripada yang sudah ada di pasaran saat itu. Dalam percobaannya, ia "bermain-main" dengan bermacam-macam gabungan gas. Entah disengaja atau tidak, ia meninggalkan satu sampel campuran gas dalam tabung selama semalam.

Ketika kembali ke kantor keesokan harinya, Plunkett menemukan, gas-gas-dalam tabung itu telah "menguap", menyisakan zat padat licin serupa lilin malam. Zat itu tetap utuh ketika dikenai asam yang biasanya mampu "melahap" apa saja yang bersentuhan dengannya. Bahan yang ditemukan Plunkett itu adalah tefrafluoroethylene (PTFE), bentuk padat dari fluorokarbon atau freon. Agar mudah diucapkan, Dr. Plunkett menyingkatnya menjadi teflon.

Walaupun namanya kedengaran keren, DuPont tidak berminat untuk memproduksi zat itu. DuPont menunggu hingga tahun 1948, sepuluh tahun setelah penemuan teflon, sebelum memulai produksi zat itu untuk penggunaan komersial. Sayangnya, penjualan bahan itu seret di pasar. Sementara itu, Marc Gregoire di Paris yang mulai mengenal bahan itu telah berhasil mengaplikasikan pada peralatan memancing untuk mencegah tali kusut. Atas permintaan istrinya, Marc mencoba mengaplikasikan teflon pada peralatan memasak; panci dan wajan. Dalam beberapa tahun, pengusaha itu berhasil menjual satu juta lebih panci dan wajan yang dilapisi dengan tefal - demikian Marc menyebutnya.

Konsep panci dan wajan berlapis teflon tidak begitu saja diterima di Amerika. Suatu saat wartawan UPI, Thomas Hardie, melihat wajan berlapis teflon ketika mengunjungi sahabat yang baru kembali dari Paris. Saat itu pula naluri bisnisnya berdencing. Panci dan wajan superlicin itu pasti laku di pasar Amerika! la segera menghubungi Marc Gregoire di Paris.

Hardie mengusulkan pembuatan panci dan wajan itu ke setiap produsen alat memasak terkemuka di Amerika, tetapi mereka tidak bersedia memproduksi barang itu. Hardie lantas memutuskan untuk mengimpor 3.000 unit panci dan wajan, lalu menjualnya ke semua pasar swalayan. Sekali lagi, dia gagal. Sampai kemudian dia berhasil meyakinkan bagian pembelian Macy's Herald Square untuk mengambil 200 unit wajan. Siapa sangka, 200 unit wajan itu ludes dalam dua hari, padahal saat itu tengah terjadi badai salju.

Hardie pun kebanjiran pesanan. Celakanya, ia tidak sanggup memenuhi permintaan itu. Ketika ia berusaha mendirikan pabrik untuk membuat produk itu, para produsen alat memasak lain memanfaatkan kesempatan itu. Mereka mencuri start, mendahului menjual produk berteflon, sementara Hardie belum berhasil memenuhi permintaan pasar. Kini penggunaan lapisan teflon telah meluas ke berbagai barang, tak hanya wajan dan panci. Ada pemanggang roti, juga penanak nasi. (Intisari)