Penulis
Intisari-Online.com - Bagi sebagian orang, mencukur menjadi salah satu kegiatan yang harus dilakukan apabila seseorang ingin terlihat rapi. Untuk kaum pria, kumis atau cambang merupakan bagian yang kerap dicukur. Sedangkan untuk kaum wanita, rambut-rambut yang tumbuh di kaki atau ketiaklah yang kerap dicukur.
Salah satu hal yang menarik dari kegiatan ini adalah adanya pengalaman sebagian orang yang merasa bahwa setelah dipotong, rambut-rambut baru terasa lebih tebal dan kasar dibanding sebelumnya. Ternyata, berdasarkan penelitian, itu hanya sebatas perasaan, bukan kenyatannya.
Rambut secara alami akan semakin kecil di bagian ujungnya. Nah, bagian ujung inilah yang biasanya bersentuhan langsung dan terlihat saat rambut masih panjang. Ketika rambut dicukur, maka bagian pangkallah yang terlihat dan terasa. Oleh karenanya menjadi wajar jika bagian tersebut terasa lebih tebal.
Bagian pangkal ini juga terasa kasar karena merupakan yang lebih tebal dibandingkan bagian ujung yang lebih sering terasa. Selain itu, potongan juga menyebabkan bagian ini terasa lebih kasar, sama seperti saat bantang pohon terpotong. Untuk warna rambut yang terlihat lebih gelap, hal ini disebabkan rambut-rambut tersebut terlihat bersamaan dengan kulit yang menjadi latar. Semakin putih kulitnya, maka biasanya rambut terlihat lebih gelap.
Sebuah penelitian, tahun 1928, yang dilakukan oleh Mildred Trotter, seorang antropolog forensik menunjukkan bahwa mencukur tidak memberikan dampak pada warna, tekstur, ataupun tingkat pertumbuhan rambut. Sedangkan penelitian yang dilakukan tahun 1970 menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan antara berat dua rambut yang dicukur dalam waktu yang berbeda. (LiveScience)