Find Us On Social Media :

Usia Ayah Penyebab Anak Autisme

By Ade Sulaeman, Rabu, 29 Agustus 2012 | 09:00 WIB

Usia Ayah Penyebab Anak Autisme

Intisari-Online.com - Selama ini, banyak pihak yang menganggap usia ibulah yang memiliki pengaruh pada perkembangan anak. Ternyata, suatu penelitian terbaru menunjukkan bahwa usia ayahlah yang memiliki peranan lebih besar. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa sejumlah “de novo” atau mutasi genetik baru pada anak mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya usia dari ayah saat melakukan pembuahan.

Sejumlah mutasi de novo pada anak bertambah dua buah saat usia Ayah bertambah satu tahun dan mengalami peningkatan hingga dua kali lipat dalam kelipatan 16,5 tahun. Artinya, seorang ayah berusia 36 tahun saat melakukan pembuahan akan mengalami mutasi de novo dua kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan seorang ayah yang melakukan pembuahan di usia 20 tahun.

Temuan ini diperoleh setelah dilakukannya perbandingan tingkat mutasi, khususnya mutasi de novo, pada 78 orang tua di Islandia. Di dalamnya terdapat 44 anak yang menderita gangguan autisme dan 21 anak lainnya yang menderita skizofrenia.

Mutasi genetik yang diperoleh bukan dengan cara diwariskan oleh orang tua menjadi hal yang penting untuk diteliti karena meskipun berperan penting dalam proses evolusi dan menciptakan keanekaragaman, mutasi ini juga berperan menciptakan penyakit.

Hasilnya tidak hanya menunjukkan adanya penambahan dua buah mutasi setiap bertambahnya usia ayah, tapi juga menunjukkan bahwa hampir semua mutasi yang terjadi disebabkan oleh usia ayah. Jumlahnya mencapai 97 persen. Sehingga sulit sekali untuk faktor-faktor lainnya terlibat dalam proses mutasi.

Penelitian sebelumnya menunjukkan adanya hubungan antara mutasi genetik dengan autisme, skizofrenia, dan berbagai gangguan perkembangan anak yang lain. Bila digabungkan dengan hasil penelitian yang dilakukan di Islandia, maka keduanya dapat memberi implikasi penting dalam perencanaan keluarga, khususnya terkait dengan perencanaan waktu untuk memiliki anak.

Namun, sebelum perencanaan keluarga dikaitkan dengan hasil penelitian ini, ada baiknya untuk menunggu penelitian lebih lanjut mengenai bagaimana cara mutasi de novo mampu berkontribusi pada berbagai macam penyakit. Tentunya, agar dapat diperoleh cara “mengakalinya”. Jangan sampai, karena penelitian ini, kita berencana untuk memiliki anak di usia muda meski belum memiliki persiapan (baca: biaya). (WebMD)