Jakarta sebagai Pusat Medical Tourism

Nur Resti Agtadwimawanti

Penulis

Jakarta sebagai Pusat Medical Tourism

Intisari-Online.com - Data mencengangkan muncul dari dunia kesehatan. Menurut catatan Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2010, biaya yang dikeluarkan masyarakat Indonesia untuk berobat di luar negeri sebesar Rp7 triliun! Angka ini tentu menambah devisa di negara-negara tujuan berobat seperti Malaysia dan Singapura.

Munculnya angka yang menakjubkan tersebut semakin memperkuat keinginan PT BundaMedik untuk berperan serta dalam mengurangi biaya kesehatan yang dibelanjakan ke luar negeri. Ketika sebagian besar masyarakat tidak memberikan kepercayaan kepada rumah sakit di Indonesia sebagai tujuan berobatnya, PT BundaMedik justru berniat mencanangkan Jakarta menjadi Pusat Turisme Medis. Niatan tersebut nyatanya tak main-main.

Langkah awal yang ditempuh adalah dengan menciptakan Menteng Healthcare Boulevard. PT BundaMedik yang berdiri sejak 1973 semakin memperlengkap jaringan rumah sakitnya dengan diresmikannya RSU Bunda Jakarta oleh Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, SpA. MPH, pada Rabu (12/9) lalu. Komisaris Utama PT BundaMedik, Dr. Rizal Sini, mengatakan, "Sebagai warga negara yang baik, meskipun pebisnis, kami pun memiliki tanggung jawab dan kepedulian untuk menghadirkan rumah sakit dengan kualitas setaraf rumah sakit yang ada di luar negeri."

Gagasan untuk membentuk kawasan Menteng Healthcare Boulevard didasarkan atas keberadaan beberapa fasilitas kesehatan yang ada di boulevard, membentang di antara Jalan RP. Soeroso dan Teuku Cik Ditiro sejak 1970-an. Misalnya RSIA Bunda (1973), Kimia Farma (1971), Klinik Moegni (1972), Prodia (1973), dan Jakarta Eye Center (1984).

Dr. Rizal Sini menambahkan bahwa keberadaan Menteng Healthcare Boulevard nantinya akan menjadi ikon baru dalam penyediaan pelayanan jasa kesehatan dan kedokteran berkualitas yang turut mendorong ekonomi Jakarta sekaligus meningkatkan kunjungan pariwisata ke kota Jakarta dari sisi pariwisata kesehatan.