Penulis
Intisari-Online.com - Dokter langganan Anda boleh saja pintar, tapi apakah dia bisa berempati? Empati-tidaknya dokter ternyata memberikan dampak yang berbeda bagi kesehatan Anda. Setidaknya begitulah penelitian terbaru, seperti dilansir dari huffingtonpost.com.
Penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Academic Medicine menunjukkan bahwa pasien diabetes yang berobat ke dokter dengan tes empati yang lebih rendah cenderung memiliki komplikasi metabolik akut terkait dengan kondisi mereka, dibandingkan dengan pasien dari dokter yang nilai empatinya tinggi.
Penelitian lain yang lebih besar dilakukan peneliti Italia. Penelitian tersebut menunjukkan bagaimana empati dokter berpengaruh terhadap pasien. Penelitian tersebut mengikutsertakan 20.961 orang pengidap diabetes di Italia dan 242 dokter. Para peneliti meminta dokter mengerjakan tes empati, yang disebut Skala Empati Jefferson. Mereka juga memeriksa pasien dalam hal seberapa banyak dari mereka yang dirawat di rumah sakit dan mengalami komplikasi metabolik akut - meliputi koma, hiperosmolar (kondisi berbahaya ketika kadar gula darah terlalu tinggi), dan diabetes.Pada 2009, ada 123 pasien rawat inap karena komplikasi metabolik akut tersebut. Memang ada hubungan antara tingkat empati para dokter dan tingkat rawat inap. Sebanyak 42 pasien dari dokter yang punya nilai lebih rendah pada tes empati, dirawat di rumah sakit. Sementara hanya 29 pasien dari dokter yang nilai empatinya tinggi. Tak heran bila baru-baru ini sebuah penelitian dari University of Rochester Medical Center menunjukkan bahwa berlatih meditasi bisa membantu dokter untuk bisa "mendengarkan" pasien lebih baik. Bukannya malah menghakimi.