Find Us On Social Media :

Ketidakakuratan Film-film tentang Kanker

By Ade Sulaeman, Sabtu, 22 September 2012 | 16:12 WIB

Ketidakakuratan Film-film tentang Kanker

Intisari-Online.com - Para peneliti mengulas 75 film yang memuat sedikitnya satu orang pemeran yang menderita kanker. Hasilnya menunjukkan bahwa kebanyakan film-film tersebut tidak menggambarkan realita sesungguhnya dari penyakit kanker di dunia.

Contohnya beberapa film yang menunjukkan bahwa orang-orang yang berusia muda terkena penyakit-penyakit kanker yang dikategorikan jarang diderita manusia. Luciano De Fiore, peneliti dari Sapienza University of Rome, mengambil contoh tumor otak atau limfosit. “Kanker payudara yang memiliki dampak sangat tinggi bagi para perempuan jarang dimunculkan dalam film,” ujar De Fiore.

Selain itu, kebanyakan karakter penderita kanker kerap menyerah pada penyakit yang dideritanya. Buktinya, 63 persen kematian terjadi dari beberapa film. “Kematian memang menjadi bagian penting dalam cerita. Pola ini sangat hampir selalu terjadi meski dikisahkan penderita tersebut mengalami kemajuan dalam perawatan,” ujar De Fiore.

Tujuh puluh lima film yang diulas oleh De Fiore dan rekan-rekannya mencakup 13 negara dengan film tertua sudah ditayangkan sejak 70 tahun yang lalu. Film-film tersebut antara lain “Cat on a Hot Tin Roof” (1958) yang mengisahkan seorang kepala keluarga yang sekarat karena kanker, “A Little Bit of Heaven” (2011) tentang seorang ad executive (Kate Hudson) yang sakit parah, dan “50/50” (2011) mengenai yang memiliki peluang hidup 50-50 karena kanker tulang belakang yang dideritanya.

Data lainnya menunjukkan bahwa 41 penderita kanker dalam film-film tersebut adalah perempuan, sedangkan laki-laki jumlahnya 35 orang. Kebanyakan berasal dari kalangan atas dan menengah. Dua puluh satu film tidak menunjukkan jenis kanker apa yang diderita.

Kenyataannya, kanker lebih banyak diderita oleh laki-laki. Mereka juga biasanya sudah berusia lanjut. Selain itu, penduduk yang berasal dari kelas bawahlah yang biasanya baru diketahui menderita kanker saat sudah berada pada stadium lanjut.

Meski akurasinya tidak begitu bagus, kisah mengenai kanker dalam setiap film mampu meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kanker. “Dengan layar lebar, kisah mengenai kanker mampu membantu meningkatkan kepedulian tentang seberapa besar masalah mengenai kanker, serta adanya pilihan untuk merawatnya,” De Fiore menjelaskan. (LiveScience)