Find Us On Social Media :

40% Laki-laki Mau Menggunakan Kondom

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 28 September 2012 | 10:10 WIB

40% Laki-laki Mau Menggunakan Kondom

Intisari-Online.com – Dalam rangka Hari Kontrasepsi Dunia yang jatuh setiap tanggal 26 September, tahun ini, Indonesia turut ambil bagian dalam survei multinational “Contraception: Looking for the future”.  Survei ini dengan responden 812 orang dalam rentang usia 20 – 35 tahun dari 8 negara di Asia meliputi Cina, India, Indonesia, Korea Selatan, Singapura, Thailand, Malaysia, dan Taiwan.

Dari Indonesia, responden sebanyak 101 peserta. Sebanyak 51% responden sudah menikah/hidup bersama dengan pasangannya sedangkan 41% hidup membujang tanpa pasangan hidup. 41% responden memiliki anak. Kebanyakan pria dan wanita (95%) yang sekarang ini tidak mempunyai anak, ingin mempunyai anak di kemudian hari. Ini merupakan persentase tertinggi dibandingkan negara-negara lain peserta survei. Rata-rata mereka ingin mempunyai anak paling lambat pada umur 28 – 29 tahun.

Hasil survei tersebut, berdasarkan data dari Bayer HealthCare, menyebutkan 23% reponden wanita yang mempunyai anak sebagian besar hamil pada usia 24 – 27 tahun, rata-rata 26 tahun. Sebanyak 37% responden belum pernah melakukan hubungan seksual. Kebanyakan melakukan hubungan seksual pada usia 24 – 29 tahun, rata-rata pada usia 23 tahun. Secara umum, 56% responden menggunakan kondom laki-laki pada saat melakukan hubungan seksual yang pertama.  Sebanyak 88% dari responden laki-laki dan wanita pernah melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan paling tidak satu kali.

Kontrasepsi yang paling menarik bagi wanita, sebesar 35% dari responden wanita memilih minum pil setiap hari untuk mencegah kehamilan, sementara 26% lebih memilih menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim. Secara bermakna hasil ini lebih tinggi dibandingkan paling tidak dengan tiga negara lain.

Dalam hal tanggung jawab untuk berkontrasepsi, 90% responden (88% laki-laki, dan 92% wanita) berpikir bahwa mereka berdua bertanggung jawab terhadap kontrasepsi. Hasil ini lebih tinggi dari negara-negara lain, kecuali Taiwan.

Hanya 28% responden yang mempunyai masalah dalam mendapatkan informasi yang benar tentang kontrasepsi pada saat mereka membutuhkannya. Terdapat beberapa halangan dalam mendapatkan informasi yang akurat tentang kontrasepsi di Indonesia, seperti bahwa bicara tentang kontrasepsi atau pendidikan seks merupakan hal yang tabu di masyarakat/lingkungan mereka; responden merasa malu untuk bertanya tentang kontrasepsi; dan sekolah tidak menyediakan lingkungan yang nyaman untuk bertanya tentang seksualitas dan keintiman.

Dalam hal penggunaan metode kontrasepsi, sebanyak 40% responden sekarang ini menggunakan kondom laki-laki sebagai kontrasepsi. Lalu 45% dari responden menyebutkan bahwa mereka tidak menggunakan kontrasepsi. Sekitar 8% dari responden masih melakukan sanggama terputus, yang merupakan metode kurang efektif dibandingkan dengan metode lain yang lebih efektif seperti pil KB atau kontrasepsi oral dengan efikasi mencapai 99% jika digunakan dengan benar.

Untuk metode kontrasepsi yang dipertimbangkan dalam jangka panjang, 26% responden akan mempertimbangkan penggunaan kondom laki-laki untuk KB jangka panjang. Sebanyak 18% menyatakan bahwa mereka tidak memerlukan kontrasepsi, sementara 18% memilih IUD (alat kontrasepsi dalam rahim) sebagai metode yang dipertimbangkan.

Kontrasepsi merupakan tanggung jawab bersama antara pria dan wanita. Dari survei tersebut, hampir seluruh responden beranggapan bahwa kontrasepsi merupakan tanggung jawab bersama pasangannya. Tujuan menggunakan kontrasepsi untuk membantu pasangan suami-istri dalam mencapai tujuan reproduksi mereka, mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi insiden kehamilan berisiko tinggi.

Pada umumnya, wanita lebih sadar mengenai beragam metode kontrasepsi dibandingkan pria. Hanya 1/3 responden yang menggunakan kondom dan hampir setengahnya dari kelompok yang dituju saat ini tidak menggunakan kontrasepsi (khususnya wanita). (*)