Find Us On Social Media :

Madu Racun Romansa di Kantor

By Agus Surono, Rabu, 17 Oktober 2012 | 19:39 WIB

Madu Racun Romansa di Kantor

Intisari-Online.com - Berhati-hatilah membeberkan persoalan rumah rangga pada teman sekantor yang berlainan jenis. Alih-alih masalah terselesaikan, perselingkuhaan bisa terjadi. Kalau sudah begini, satu pihak akan meneguk madu, pihak yahg lain menelan racun.

Masih ingat skandal yang melibatkan Bill Clinton dan Monica Lewinsky? Ya, itulah skandal perselingkuhan yang mengguncang dunia karena melibatkan orang nomor satu di negara adidaya, Amerika Serikat. Perselingkuhan tersebut tidak hanya melukai hati rakyat Amerika, tetapi terutama mencoreng aib pada figur keluarga harmonis Amerika - yang ingin ditunjukkan oleh pasangan Bill dan Hillary Rodham Clinton dalam kampanyenya.

Terbongkarnya skandal antara penguasa AS dengan pegawai magang di Gedung Putih itu membuat Clinton harus menghadapi impeachment parlemen. Jabatan presiden pun nyaris ditanggalkannya. Bahkan, yang paling menyesakkan dada, hubungannya dengan istri tercintanya, Hillary, menjadi hambar, meskipun hal ini berusaha mereka tutupi.

Skandal Bill Clinton - Monica Lewisnky hanyalah satu contoh perselingkuhan yang terjadi di muka bumi ini. Masih ada puluhan, ribuan, bahkan jutaan skandal lain yang melibatkan cucu Adam dan Hawa.

Ancaman kehilangan jabatan dan keretakan rumah tangga, seperti yang dihadapi Clinton, menjadi dua dari sekian banyak pil pahit perselingkuhan yang mesti ditelan. Namun, tak sedikit pula yang mengaku perselingkuhan justru menjadi pendongkrak kasih sayang terhadap keluarga. Benarkah?

Hati-hati curhat!

Di era serba terbuka seperti sekarang, perselingkuhan, termasuk dengan rekan sekantor, seperti menjadi hal biasa. Di Singapura, yang masyarakatnya cenderung workaholic misalnya, selingkuh dengan teman sekerja menjadi cara untuk menyalurkan kebutuhan sosialisasi dengan lawan jenis.

"Panjangnya jam kerja, ditambah jauhnya jarak rumah - kantor, membuat kesempatan untuk berselingkuh dengan rekan kerja semakin terbuka," jelas Dra. Pamugari Widyawati, ketua Jurusan pada Fakultas Psikologi Universitas Paramadina, Jakarta.

Selingkuh, menurut Pamugari, adalah menjalin hubungan intim dari segi fisik dan emosional dengan pihak lain. Semua itu dilakukan di luar perjanjian hukum dan komitmen bersama, serta tanpa diketahui oleh pasangaan sahnya.

Perselingkuhan bisa berawal dari usaha mencurahkan isi hati (curhat) pada teman dekat dalam menghadapi persoalan yang dihadapi. Apa yang dialami Dini (bukan nama sebenarnya), karyawati perusahaan media ternama di Jakarta yang berselingkuh sekaligus dengan dua teman sekantornya, mungkin bisa jadi contoh.

Ketika sedang kalut karena akan bercerai dengan suaminya yang berselingkuh, Dini mulai curhat dengan rekan sekantornya. "Curhat itu ternyata berkembang menjadi 'curhat' lainnya, 'mencuri hati'," katanya sambil tertawa. Meskipun perceraian dengan suami urung terjadi, perselingkuhan tak terhindarkan lagi. "la menjadi bagian dari kehidupan saya setiap hari, apalagi kami sekantor," lanjutnya.

Curhat memang akan menimbulkan keterlibatan emosional, yang diawali dari perhatian. Kedua insan saling menyamakan visi, dan menganggap mereka bisa saling melengkapi dan dimengerti.