Penulis
Intisari-Online.com – Iodium (yodium) merupakan zat makanan yang tergolong ke dalam mineral mikro. Dalam keadaan normal, yodium dikonsumsi manusia melalui air dan tumbuh-tumbuhan yang menyerap zat tersebut dari tanah. Dalam makanan sehari-hari yodium banyak dikonsumsi dari makanan laut. Namun, seiring perubahan kondisi geografis dan demografis di suatu daerah, zat yodium yang tersimpan di dalam tanah dapat mengalami kekurangan akibat terkikis oleh hujan dan banjir. Kekurangan yodium juga terjadi pada daerah di pegunungan. Akibatnya, manusia hanya mendapat sedikit yodium dalam makanannya dibandingkan kebutuhan seharusnya.
Yodium berfungsi sebagai salah satu bahan untuk membuat hormon tiroksin oleh kelenjar gondok yang menstimulasikan proses-proses oksidasi dalam tubuh. Artinya, tiroksin bekerja melakukan kontrol terhadap segala aktivitas tubuh, cepatnya pertumbuhan, dan pemakaian tenaga oleh tubuh. Apabila yodium tidak ada atau kurang, maka pembuatan hormon tiroksin pun terhambat sehingga kontrol terhadap oksidasi tubuh mengalami penurunan.
Oleh karena dampak kekurangan yodium tidak hanya berupa gondok endemik tapi juga hambatan perkembangan jiwa dan kecerdasan yang dapat berpengaruh pada menurunnya kualitas sumber daya manusia, maka penggunaan garam beryodium secara merata di setiap rumah tangga dinilai sangat penting.
Beberapa perubahan yang timbul akibat kekurangan yodium di dalam tubuh dikenal dengan GAKI atau Gangguan Akibat Kekurangan Iodium. Defisiensi yodium ini terdapat di banyak daerah di seluruh Indonesia secara endemik (ditemukan di daerah tertentu dalam waktu lama). Daerah endemik untuk defisiensi yodium adalah kepulauan yang besar dan terpencil di pegunungan. Hal ini karena air dan tanah di daerah tersebut miskin akan kandungan zat yodium, sementara makanan yang berasal dari laut yang biasanya kaya akan zat yodium tidak dapat dicapai di daerah tersebut.
GAKI menyebabkan penderitanya mengalami pembesaran kelenjar gondok. Oleh karena itu, penyakit akibat GAKI disebut juga dengan penyakit gondok. Di daerah endemik gondok, pembesaran kelenjar gondok dapat terjadi pada semua umur. Akibat yang dapat timbul dari GAKI atau penyakit gondok pada anak adalah terjadinya kretinisme atau manusia pendek. Kondisi ini disertai berbagai tingkat keterlambatan perkembangan jiwa dan kecerdasan, dari hambatan jiwa ringan sampai dengan yang berat disebut debilitas. Pembesaran gondok yang sangat dikhawatirkan pada anak adalah kemungkinan terjadinya kretinisme ini.
Berdasarkan SEANUTS, ditemukan fakta baru, bahwa ekskresi yodium kategori defisien (< 100 mcg/L) adalah 11,5%; sedangkan ekskresi yodium kategori lebih dari cukup (>200 mcg/L) adalah 14,9%. Artinya, saat ini asupan yodium sudah terpenuhi di banyak daerah di Indonesia. (SEANUTS)