Penulis
Intisari-Online.com- Hasil penelitian medis menunjukkan area di balik kuku merupakan tempat paling banyak menyimpan kuman. Kuman yang dapat hidup di balik kuku, misalnya, Staphylococcus, Acinetobacter, Enterobacter, Klebsiella, Aeromonas, Serratia, dan jamur seperti candida. Kuman tersebut nyata menimbulkan beragam penyakit.
Ya, begitulah fakta yang diungkapkan dalam acara “Lifebuoy Colour Changing: Lifebuoy Ajak Anak-anak Perangi Penyebaran Kuman dengan Cara Cuci Tangan Pakai Sabun yang Seru dan Menyenangkan”, Desember lalu di KidZania, Jakarta. Selain jenisnya yang beragam, jumlah kuman juga sangat banyak. Jumlahnya bisa jutaan. Penelitian Price and Larson menunjukkan total jumlah kuman di tangan bisa mencapai sekitar 4,6 juta unit koloni/cm2. Kuman tersebut termasuk E.coliyang dapat bertahan hidup di tangan. Penelitan Fryklund menambahkan, bahkan kuman disentri bisa bertahan satu jam di tangan. Waduh!
Dalam acara tersebut, dr. Herbowo Soetomenggolo menyatakan, kebersihan tangan menjadi satu kunci utama agar anak-anak tetap sehat. Tangan anak-anak merupakan sarang kuman karena mereka selalu meletakkan tangan di mana saja dan menyentuh apa saja. Walhasil, jutaan kuman bisa menempel di tangan.
“Anak-anak, bahkan banyak orang dewasa menganggap tangan hanyalah telapak. Padahal tangan terdiri dari telapak, punggung tangan, pergelangan tangan, jari, sela-sela jari, dan kuku. Di setiap bagian tangan ada beragam jenis kuman yang menimbulkan penyakit tertentu,” tambah Herbowo. Tapi jangan khawatir. Ada cara untuk mengatasinya. Herbowo mengatakan, Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) secara medis terbukti efektif mencegah diare, disentri, dan lainnya. Makanya CTPS harus dilakukan secara baik dan benar, mencakup seluruh bagian tangan tadi untuk mengurangi terkena risiko penyakit.
Untuk itu, “Lifebuoy Colour Changing menjadi media yang dapat membantu ibu agar anak dapat cuci tangan dengan lebih seksama. Sebab, anak-anak bisa dengan teliti berusaha untuk menekan smart bits yang dapat pecah dan lama-kelamaan busa berubah warna menjadi hijau. Cuci tangan dengan Lifebuoy Colour Changing dapat membantu menghilangkan 99% kuman dalam waktu 10 detik dengan cara yang seru dan menyenangkan,” ujar Amalia Sarah Santi, Senior Brand Manager Lifebuoy, PT Unilever Indonesia, Tbk.
Sebagai upaya untuk menumbuhkan kebiasaan CTPS pada anak-anak, Lifebuoy menggunakan cerita superhero “The Incredible Hulk” yang tubuhnya berubah hijau dan tangan kuatnya mampu membasmi si jahat. “Melalui inspirasi cerita ‘The Incredible Hulk’, kami berharap bisa memberikan gambaran yang seru dan menyenangkan kepada anak-anak mengenai bagaimana mereka bisa membasmi kuman dengan cuci tangan pakai sabun pada saat busa sabun di tangannya berubah menjadi hijau,” tambah Sarah.
Ya, kebiasaan baik macam cuci tangan pakai sabun memang patut mendapat perhatian. Agar anak tak bosan, tentu medianya harus unik dan menyenangkan. Seperti kata Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Psikolog Anak & Remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, “CTPS merupakan perilaku yang dipelajari. Perilaku yang dipelajari merupakan perilaku yang diamati/teramati oleh anak dan membawa hal yang menyenangkan sehingga anak termotivasi untuk melakukannya. Lambat laun menjadi terkondisi atau terbiasa untuk terus melakukannya.”