Find Us On Social Media :

Maju? Ke depan. Mundur? Ke belakang. Keluar dan Ke Luar

By J.B. Satrio Nugroho, Kamis, 24 Januari 2013 | 08:00 WIB

Keluar dan Ke Luar

Intisari-Online.com - “Tak perlu k duit banyak kalau mau k negeri”

Itu hanya contoh kalimat di baliho dan selebaran yang bertebaran di sepanjang jalan. Biasanya penawaran jasa agen wisata, biro travel, dan semacamnya. Setali tiga uang, kesalahan penulisan juga bertebaran di banyak baliho dan selebaran tersebut.

Kalimat di atas itu, misalnya. Manakah kata “keluar” yang tidak tepat penggunaannya dalam kalimat? Mengapa tidak tepat?

Memang, dalam bahasa lisan, pengucapan antara “keluar” dan “ke luar” tidak ada perbedaan. Akan tetapi dalam bahasa tulisan, perbedaan dua bentuk tersebut kentara.

Bentuk “keluar” adalah kata kerja dasar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, maknanya “bergerak dari sebelah dalam ke sebelah luar”. Sebagai kata kerja, maka “keluar” bisa menjadi predikat dalam kalimat, misalnya:

  1. Andi (dari ruangan).
  2. Kalau Anda sudah selesai, silakan .
  3. Saya uang banyak untuk memperbaiki motor ini. (berimbuhan me-kan)

Beda halnya dengan bentuk “ke luar”. Bentuk ini adalah frasa adverbial yang hanya bisa mengisi posisi keterangan dalam kalimat. Frasa ini terdiri dari “ke yang merupakan kata depan yang menandai arah atau tujuan, dan  “luar” yang bermakna “bagian yang tidak di dalam”.

Supaya lebih mudah melihat perbedaannya, coba simak beberapa pasang kata kerja-frasa keterangan ini:

“Maju”, pasangannya “ke depan”

“Mundur, pasangannya “ke belakang”

“Minggir”, pasangannya “ke samping”

“Masuk”, pasangannya “ke dalam”

Maka, “keluar”, pasangannya “ke luar”