Perlukah Ngeseks Sebelum Bertanding?

K. Tatik Wardayati

Penulis

Perlukah Ngeseks Sebelum Bertanding?

Ini debat lama. Ada pelatih yang setuju, tapi banyak yang kontra karena khawatir seks akan menghabiskan stamina. Kita tahu bahwa setelah berhubungan seks, kadar hormon testosteron akan turun. Testosteron berfungsi bagi pembentukan otot dan meningkatkan kinerja, daya tahan, serta keterampilan fisik. Hormon ini juga terkait erat dengan sikap agresif.

Pelatih olahraga yang melarang hubungan seks sebelum pertandingan percaya bahwa "frustasi seks" akan meningkatkan agresivitas. Kalau hubungan seks dilakukan dan ejakulasi terjadi, jumlah testosteron berkurang. Si atlet tidak lagi agresif.

Muhammad Ali, mantan juara tinju kelas berat yang dijuluki The Greatest, adalah pendukung kuat mazhab "puasa seks" ini. Ia bisa sampai enam minggu pantang seks sebelum bertanding.

The Greatest mungkin benar. Tapi sampai sekarang belum ada studi ilmiah yang menyimpulkan hubungan sebab-akibat antara puasa seks dengan peningkatan kinerja, daya tahan, atau kekuatan.

Kesimpulannya, kedua mazhab itu sama-sama benar - sekaligus sama-sama salah. Dengan atau tanpa seks sebelumnya, seorang atlet bisa berprestasi. Pelari maraton Marty Liquori punya teorinya sendiri, "Seks membuat Anda bahagia, dan orang yang bahagia tidak akan berlari pelan."

Ada juga argumen guyon ala Casey Stengel berikut ini, "Bukan soal si atlet ngeseks atau tidak di malam sebelum pertandingan, tapi yang gawat justru kalau mereka berkeliaran sepanjang malam untuk mencarinya."

Yang bukan atlet, ya enggak masalah to?