Find Us On Social Media :

Laki-laki Tidak (Mau) Mendengar

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 21 Juli 2011 | 06:07 WIB

Laki-laki Tidak (Mau) Mendengar

Riset psikiatri di Universitas Sheffield yang dimuat dalam jurnal Neuroimage edisi September 2005 memberi gambaran tentang perbedaan daya dengar laki-laki dan perempuan.

Duabelas orang pria diamati aktivitas otaknya saat mendengar suara laki-laki dan perempuan. Bagi kaum pria, suara perempuan sampai pada bagian otak yang dipergunakan untuk bunyi-bunyi kompleks seperti musik, misalnya. Sebaliknya, suara laki-laki bagi sesama jenisnya akan merangsang bagian otak yang dipergunakan untuk menggambarkan sesuatu (imagery). Kesimpulannya: bagi kaum pria, suara perempuan lebih kompleks dan lebih sulit didengar ketimbang suara sesama laki-laki.

Berkala Radiology di salah satu edisinya tahun 2001 juga menunjukkan hasil riset: laki-laki dan perempuan punya cara berbeda untuk mendengarkan sesuatu.

Beberapa ilmuwan di Universitas Indiana mengamati reaksi pendengaran kepada 12 perempuan dan 12 laki-laki yang dihubungan dengan alat pemantau yang disebut functional Magnetic Resonance Imaging (fMRI). Saat kepada mereka dibacakan sebuah bab dari buku cerita, sebagian besar pria aktif pada bagian kiri otaknya saja. Sementara di sisi lawan jenis, sebagian besar perempuan aktif pada kedua bagian otaknya.

Ada sebuah lelucon yang berangkat dari hasil riset yang menunjukkan fakta: dalam sehari, perempuan rata-rata mengucapkan 8.000 kata, sementara laki-laki tak lebih dari 5.000. Hampir dua kali lipat kata-kata keluar dari mulut seorang perempuan ketimbang laki-laki. Ketika seorang suami membacakan hasil riset itu kepada istrinya, sang istri menanggapi, “Iya, perempuan lebih cerewet karena harus mengulang-ulang ucapannya supaya suaminya paham.”

Sambil mengalihkan pandangannya dari televisi, sang suami menyahut, “Apa?”